1. Istiqomah
Mengenal Allah dapat mendorong seorang muslim hidup istiqomah dalam keimanan dan ketakwaan, termasuk istiqomah dalam mengarungi medan perjuangan di JalanNya. Ini bisa diwujudkan karena ia mengetahui betul bahwa Allah SWT senantiasa mengawasinya dan bahkan selalu bersama dia dalam berbagai situasi. Allah mengetahui yang tampak maupun yang tidak tampak pada diri kita, yang besar maupun yang kecil dan detail. Allah mengetahui gerak fisik kita, sebagaimana dia mengetahui gerak hati kita. Dengan kesadaran itu, seorang muslim merasa selalu dalam kebersamaan dan pengawasan Allah SWT. Sehingga tumbuhlah sikap istiqomah dan konsisten untuk selalu berada di jalan Nya.
2. Stabil dan Optimis
"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka bersama kesulitan pasti ada kemudahan" (QS. Al Insyirah : 5-6)
Dewasa ini banyak benturan dan cobaan menimpa umat manusia dalam kehidupan ini. Namun dengan kesadaran penuh bahwa Allah lah yang berada dalam setiap peristiwa, maka berbagai peristiwa itu dihadapi dengan tenang dan kepala dingin. Ia yakin sepenuhnya bahwa Allah tidak sekli-kali bakal menzalimi hambaNya, tidak mungkin menjerumuskan dalam kebinasaan. Dengan keyakinan yang demikian, kepasrahan dan ketenangan akan muncul, selain iapun optimis bahwa semua persoalan betapapun sulitnya, pasti pada saatnya akan terselesaikan dan berlalu.
3. Berani
Keberanian adalah indikator keimanan. Seseorang yang beriman kepada Allah-lah dan kepada hari akhir akan merasakan bahwa hidup ini bukanlah segala-galanya. Hidup hanyalah bersifat sementara dan semua orang akan mengakhirinya, cepat atau lambat, kita akan menghadap kepada Allah SWT. Bahkan ajal seseorang telah ditetapkan begitu seseorang dilahirkan, sehingga jika ajal itu datang tidak seorangpun bisa menolak dan menundanya. Jika prinsip ini ada dalam diri kita, tidak ada kata pengecut dalam jiwanya. Itulah keberanian yang benar, karena keberanian sesungguhnya tidak mempercepat ajal,sebagaiman kepengecutan tidak sekali-kali mempengaruhi ajal.
4. Hidup dengan Keberkahan
Rsulullah bersabda:
"Setiap perbuatan yang bermanfaat jika tidak dimulai dengan bismillah maka perbuatan itu terputus dari berkah"
Nilai suatu benda sesungguhnya tidak hanya dapat diukur berdasarkan nilai dari materi tersebut. Disana ada sebuah nilai yang bersifat non-materi yang juga memiliki nilai yang berdiri sendiri. Nilai inilah yang kita sebut sebagai berkah. Sebagaimana sabda Rsulullah diatas, karena keimanan dan pengetahuan yang mendalam akan hakekat Allah SWT akan menyadarkan setiap mukmin bahwa semua yang dilakukan dan dinikmati di dunia ini sesungguhnya tidak lepas dari kehendak Allah. Dengan begitu secara otomatis menyebut nama Allah setiap akan melakukan pekerjaan positif.
5. Ikhlas dan Beramal
Seseorang yang mengenal secara benar bahwa Allah adalah zat yang memberi pahala siapa saja yang berbuat amal shaleh dan membalas dengan siksanya siapa saja yang melakukan maksiat. Prinsip ini membuat seseorang ketika membantu sesama manusia tidak mengharapkan balasan dari orang yang dibantu itu, melainkan hanya Allah SWT. Karenanya, manusia mukmin dalam beraktifitas ditengah masyarakat selalu memiliki prinsip; beramal benar dan tidak mengharapkan apapun dari umat manusia, namun hanya kepada Allah SWT. Ikhlas sangat sulit sekali diukur dengan apapun karena sesungguhnyaikhlas sangat berhubungan dengan niat seseorang dalam hati. Seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hafsh dalam Hadis Arba'in;
"Sesungguhnya diterimanya amal perbuatan seseorang itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkan " (HR. Bukhari dan Muslim)
6. Tidak Mudah Putus Asa
Kekecewaan, kebimbangan, emosi, marah adalah sebagian dari perasaan-perasaan manusia yang sehari-hari boleh jadi hadir ketika menyikapi sebagai kejadian yang tidak menyenangkan. Sebagian manusia yang dianugerahi perasaan oleh Allah, tentu lahirnya perasaan tersebut sebagai fitrah. Namun, dengan kesadaran yang kuat bahwa berbagai kejadian itu adalah bagian dari skenario Allah kepada kita, kita tidak perlu memperturutkan secara serta merta. Kita harus meyakini bahwa diatas sana ada Allah yang senantiasa membersamai hambanya yang beriman.
Artikel Terkait
2 komentar :
Terima kasih artikelnya jazaakumullah
Y
Posting Komentar