Arsip Blog

Abortus

A . PENGERTIAN
Abortus adalah perdarahan pervagina yang berasal dari kanalis servikalis yang terjadi pada wanita dalam masa reproduksi dengan terlambat haid dan dibutuhkan adanya kehamilan. Kehamilan kurang dari 20 minggu dan hasil konsepsi kurang dari 500 gram.                                                                                                                                      ( M. Rachman. 1988. 5 )
Abortus adalah berhentinya berhentinya proses kehamilan disertai dengan keluarnya hasil konsepsi sebelum janin mampu hidup sendiri yaitu pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat kurang dari 500 gram.                                                                                                                                                                                                                ( Sastrawinata. 1981 : 7 )
Abortus adalah penghentian kehamilan atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin hidup.                                                                                                         ( Bruner & Suddart. 2002 )
Dapat disimpulkan bahwa abortus adalah berhentinya kehamilan disertai dengan keluarnya hasil konsepsi sebelum janin mampu hidup sendiri. Terjadi pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram.

B . ETIOLOGI

Penyebab dari abortus antara lain :

Ovum kurang baik atau tidak baik, kelainan ovum ( blight ovum )

Factor maternal antara lain Trauma perut, malnutrisi, gangguan hormonal, kelainan alat kandungan seperti hipoplasia uteri, tumor uterus, cervic uterus inkompetens, kelainan endometrium. Infeksi dapat menyebabkan kematian janin oleh karena toksin-toksin atau karena serangan serangan dari kuman sendiri dan keadaan ibu yang toksik juga dapat menyebabkan terjadinya abortus.       ( Sarwono 1998. 145 )

C . KLASIFIKASI
1. Abortus Alami
a . abortus imminens ( ancaman keguguran )
perdrahan dari uterus, umur kehamilan kurang dari 20 minggu dengan osteum uteri internum masih tertutup disertai rasa mules kadang-kadang pada wanita hamil dapat terjadi perdarahan sedikit pada saat dating haid. Hal ini disebabkan oleh penembusan villy coriallis dalam desisua basalis  pada saat implementasi. Perdarahan pada saat implementasi ini sedikit, kemerahan, tanpa rasa mules dan cepat berhenti.
b. Abortus insipient
perdarahan dari uterus pada umur kehamilan kerang dari 20 minggu dengan osteum uteri internum yang sudh terbuka disertai rasa mules yang bertambah sering and kuat,ketuban masih dapat ditemukan atau kadang-kadang sudah pecah.
c. Abortus inkompletus
Perdaraha dari uteri dengan umur kehamilan kurang dari 20 minggu disertai dengan keluarnya sebagian hasil konsepsi ( sebagian masih tertinggal didalam uterus ) dan dapat menimbulkan perdarahan yang kadang-kadang sampai dapat menimbulkan syok.
d. Abortus kompletus
suatu keadaan keluarnya seluruh hasil konsepsi pada kehamilan kurang dari 20 minggu dan biasanya osteum uteri internum suadh menutup sreta uterus sudah mengecil. Pemastian hal ini dengan melihat hasil konsepsi yang sudah keluar untuk menilai lengkap atau tidaknya.
e. missed Abortus
keadaan berhentinya kehamilan pada umur kurang dari 20 minggu ( janin mati ) tanpa dikeluarkanya hasil konsepsi untuk waktu 8 minggu atau lebih. 
f. Abortus Habitualis
terjaninya abortus spontan secara berturut-turut. Bila keadaan ini selalu terjadi pada trimester ke-2 maka dapat disebabkan oleh inkopetens service.
g. Abortus Infeksius dan Abortus Septik
abortus infeksius aadlah abortus disertai infeksi pada genital, seangkan abortus septic adalah abortus infecsius dengan penyebaran kuman atau toksinnya kedalam peredaran darah atau peritoneum. Hal ini dapat menyebabkan peritonitis umum sepsis yang kemudian diikuti oleh syok.
h. Abortus Molahidatidosa
Perdarahan dari uterus pada kehamialan abnormal dimana tidak ditemukan hasil konsepsi gelembung-gelembung yang beisi cairan seperti buah anggur. Ditegakan dengan adanya perdarahan serta gelembung-gelembug bola. Yang terpenting disini adalah menegakkan diagnose kehamilan mola sebelum terjadinya abortus mola yaitu :
·         Uterus lebih besar dari usia kehamilan
·         Adanya hiperemesis dan hipertroidisme serta tidak ada DJJ
·         Tidak teraba bagian terkecil janin serta ibu tidak merasa adanya gerakan janin
·         Kadang-kadang ditemui adanya pembesaran ovarium bilateral
·         Pada pemeriksaan USG dan Rotgen tidak ditemui adanya tanda-tanda janin

D . TANDA DAN GEJALA

Abortus Imminens :
o   Pendarahan sedikit
o   Nyeri memilin karena kontraksi tidak ada /sedikit sekali 
o   Pada pemeriksaan dalam belum ada pembukaan
o   Tidak ditemukan kelainan pada cerviks
   Abortus Incipiens:
o   Pendarahan banyak kadang-kadang keluar gumpalan darah.
o   Nyeri karena konntraksi rahim kuat.
o   Akibat konntraksi rahim terjadi pembukaan.
   Abortus Incompletus
o   Setelah terjadi abortus jaringan keluar, pendarahan terus- menerus yang bisa menyebabkan syok.
o   Kadang serviks tetap terbuka karena masih ada benda didalam rahim yang dianggap corpus allineum, maka uterus mengadakan kontraksi berusaha untuk mengeluarkannya.
   Abortus Completus
o   Tidak ada hasil konsepsi yang tertinggal didalam uterus
o   Pendarahan segera berkurang /berhenti
o   Cerviks segera menutup

  Missed Abortion
o    Pendarahan pervaginaan sedikit
o    Rahim tidak membesar malah mengecil karena aborsi air ketuban.
o    Buah dada kembali mengecil
o   Ammenorhoe terus berlangsung.
                                                                        ( Taber M. D. 1994. 21 ) 

E . PATHOFISIOLOGI

            Setelah penulis membahas tentang tanda dan gejala pada abortus penulis juga akan menguraikan patofisiologi dari abortus adapun uraianya adalah sebagai berikut : Pada permulaan terjadi pendarahan dalam desidua basalis diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya, hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarrkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua basalis secara mendalam. Dalam usia kehamikan 8-14 minggu, villi koreales menembus desidua basalis lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna dan dapat menyababkan pendarahan pada kehamilan 14 minggu keatas. Umumnya yang mula-mula dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin dan disusul beberapa waktu kemudian oleh plasenta. Hasil konsepsi dalam abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai benda kecil  tanpa bentuk yang jelas. Dan mungkin pula janin dilahirkan mati atau hidup, pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses janin mengering karena cairan amnion kurang. Janin bisa berbentuk agak gepeng (fetus komplesus) dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi lebih tipis seperti kertas perkamen ( fetus papiraseus) kemungkinan lain pada janin yang mati yang tidak lekas dikeluarkan akan tejadi maserasi ( kulit terkelupas), perut membesar karena terisi cairan dan kulit berwarna kemerah-merahan.                                                                                                                              ( Prawiroharjo,Sarwono,dkk,1999 )
Artikel Terkait

0 komentar :

Posting Komentar

 

Catatannya Didit Copyright © 2011-2015 | Powered by Blogger