Menurut (Winkjosastro, et.all, 1990) kistoma ovarii
merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat,
jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling
sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutin. Tumor ovarium yang
cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat
menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam panggul.
Kista ovari adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik dan non
neoplastik.(Sarwono,1999:297). Adapun pengertian lain, Kista ovari merupakan
jaringan sangat dinamik, dipengaruhi oleh rangsang hormonal sejak dari masa
pubertas hingga menopause. (Jones,2002:266)
B.
ETIOLOGI
Menurut (Ignativivius, Bayne, 1991) etiologinya kista
ovarium dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Kista non neoplasma, disebabkan karena
ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, diantaranya adalah :
a.
Kista non fungsional
Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium
yang berkurang di dalam kortek.
b.
Kista fungsional
1)
Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang
menjadi ruptur atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler
diantara siklus menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang
dari 12 tahun
2)
Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya
sekresi progesteron setelah ovulasi
3)
Kista tuka lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar
HCG terdapat pola mola hidatidosa
4)
Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan
kadar LH yang menyebabkan hiperstimulasi ovarium
2.
Kista neoplasma
a.
Kistoma ovarii simpleks. Adalah suatu jenis kistadenoma
serosu yang kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista
b.
Kistadenoma ovararii musinosum. Asal kista ini belum
pasti, mungkin dari suatu teratoma yang pertumbuhannya satu elemen mengalahkan
elemen yang lain
c.
Kistadenoma ovarii serosum. Berasal dari epitel
permukaan ovarium (germinal ovarium)
d.
Kista endometroid. Belum diketahui penyebabnya dan
tidak ada hubungannya dengan endometroid
(Wiknjosastro,et.all,1999)
Etiologi
kista secara umum dapat dispesifikkan, Faktor yang menyebabkan gajala kista meliputi ;
1. Gaya hidup tidak sehat diantaranya:
a. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan
kurang serat
b. Zat tambahan pada makanan
c.
Kurang olah
raga
d.
Merokok dan
konsumsi alcohol
e.
Terpapar
denga polusi dan agen infeksius
f.
Sering stres
2.
Faktor
genetik.
Dalam tubuh
kita terdapat gen-gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut
protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang
bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena
radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu
kanker.
(Mansjoer,Arif kk, 2000)
C.
TANDA-TANDA
Kista folikel ovarium biasanya asimtomatik, unilokular
(“sederhana”), dan diameternya jarang lebih dari 6-8 cm. ini biasanya mengalami
egresi selama siklus haid berikutnya. Kista lutein lebih besar dari kista
folikel, cenderung lebih keras atau bahkan padat dalam konsistensi, dan akan
lebih mungkin menyebabkan nyeri atau tanda-tanda iritasi peritoneum.
Kadang-kadang kista ovarium dapat memutar pada pangkalnya dan mengalami infak,
menyebabkan nyeri,nyeri tekan, dan nyeri lepas di samping suatu leukositosis
sedang. Robeknya kista dapat menimbulkan nyeri dan nyeri tekan perut bagian
bawah yang akut,dan kadang-kadang, dapat terjadi hemoperitoneum yang bermakna.
D.
KOMPLIKASI
1.
Gangguan menstruasi
2.
Menometroragi
3.
Gangguan kehamilan (pada pasien yang hamil)
4.
Terjadi abortus (pada pasien yang hamil)
5.
Gangguan miksi
6.
Edema pada tungkai
7.
Amenore
8.
Perdarahan dan torsi
E.
PATOFISIOLOGI
1.
Kista non neoplasma
a.
Kista non fungsional
Kista serosa inkulasi, di dalam kortek yang dalam timbul
invaginasi dari permukaan epitelium yang berkurang. Biasanya tunggal atau
multiple, berbentuk variabel dan terbatas pada cuboidal yang tipis, endometri
atau epitelium tuba. Berkurang 1 cm sampai beberapa cm.
b.
Kista fungsional
1)
Kista folikel. Kista dibentuk ketika folikel yang
matang menjadi reptur atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan
folikuler diantara siklus menstruasi. Bila ruptur menyebabkan nyeri akut pada
pelvis. Evaluasi lebih lanjut dengan USG atau laparaskopi. Operasi dilakukan
pada wanita sebelum pubertas, setelah menopause atau kista lebih dari 8 cm.
2)
Kista korpus leteum. Terjadi setelah ovulasi dikarenakan
meningkatnya hormon progesteron. Ditandai dengan keterlambatan menstruasi atau
menstruasi yang panjang, nyeri abdomen bawah atau pelvis. Jika reptur
pendarahan intraoeritonial, terapinya adalah operasi overektomi.
3)
Kista tuka luten. Ditemui pada kehamilan mola, terjadi
pada 50% dari semua kehamilan. Dibentuk sebagai hasil lamanya slimulasi ovarium
dari berlebihannya HCT. Tindakannya adalah mengangkat mola.
4)
Kista Stein Laventhal. Disebabkan kadar LH yang
berlebihan menyebabkan hiperstimulasi dari ovarium dengan produksi kista yang
banyak. Hiperlasia endometrium atau koriokarsinoma dapat terjadi. Pengobatan
dengan kontrasepsi oral untuk menekan produksi LH dan ooverektomi.
(Ignativicius,Bayne, 1991)
2.
Kista neoplasma jinak
a.
Kistoma ovarii simplek. Kista ini bertangkai dan dapat
menyebabkan torsi (putaran tangkai). Di duga kista ini adalah jenis kistadenoma
serosum yang kehilangan kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista.
Tindakannya adalah pengangkatan kista dengan reseksi ovarium.
b.
Kistadenoma ovarii musinosum. Asal tumor belum
diketahui secara pasti, namun diduga berasal dari teratoma yang pertumbuhan
satu elemen mengalahkan elemen yang lain, atau berasal dari epitel mengalahkan
c.
Kistadenoma ovarii serosum. Berasal dari epotel
permukaan ovarium (germinal ovarium). Bila kista terdapat implantasi pada
peritonium diserai asites maka harus dianggap sebagai neoplasma yang ganas, dan
30% sampai 35% akan mengalami keganasan.
d.
Kista endometroid. Kista biasanya unilateral dengan
permukaan licin, pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel yang
menyerupai lapisan epitel endometrium.
e.
Kista dermoid. Adalah suatu teratoma kistik yang jinak
dimana struktur ektoderma dengan diferensiasi sempurna seperti epitel kulit,
rembut, gigi dan produk glandula sebasea putih menyerupai lemak nampak lebih
menonjol dari pada elemen-elemen ektodern dan mesoderm. Tumor berasal dari sel
telur melalui poses patogenesis.
(Wiknjasastro,
et.all, 1999)
Artikel Terkait
0 komentar :
Posting Komentar