Dalam bidang industri penggunaan mesin otomatis dan pemrosesan secara
otomatis merupakan hal yang umum. Sistem pengontrolan dengan elektro mekanik
yang menggunakan relay-relay mempunyai banyak kelemahan, diantaranya kontak-kontak
yang dipakai mudah aus karena panas atau hubung singkat, membutuhkan biaya yang
cukup besar saat instalasi, pemeliharaan dan modifikasi dari sistem yang telah
dibuat jika dikemudian hari diperlukan modifikasi.
Dengan menggunakan PLC hal-hal tersebut dapat dengan mudah diatasi,
karena sistem PLC mengintegrasikan berbagai macam komponen yang berdiri sendiri
menjadi suatu sistem kendali terpadu dan dengan mudah merenovasi tanpa harus
mengganti suatu instrument yang ada.
PLC pertama kali digunakan sekitar
pada tahun 1960-an untuk menggantikan peralatan konvensional yang begitu
banyak. Pada tahun 1980-an harga PLC masih terhitung mahal, namun saat ini
dapat dengan mudah ditemukan dengan harga yang relatif murah.
Pabrik pembuat PLC mendesain
sedemikian rupa sehingga pengguna dapat dengan mudah menguasai fungsi-fungsi
dan logika-logika hanya dalam beberapa jam saja. Fungsi-fungsi dasar yang
banyak digunakan antara lain : kontak-kontak logika, pewaktu (timer), pencacah (counter), dan sebagainya.
Sistem kontrol yang terdapat pada PLC harus memenuhi kriteria sebagai
berikut :
a.
Pemrograman yang sederhana.
b. Perubahan
program tanpa mengubah sistem secara keseluruhan.
c.
Lebih kecil, murah dalam hargan pembelian dan dapat
dihandalkan kinerjanya.
d. Biaya
perawatan yang murah dan mudah.
1.
Konsep PLC
PLC merupakan suatu piranti yang digunakan untuk menggantikan rangkaian
sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional. PLC
bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor terkait), kemudian melakukan
proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan
atau mematikan keluarannya. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang
harus dilakukan pada instrument keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran
atau besaran yang diamati.
Konsep dari PLC adalah sesuai dengan namanya adalah sebagai berikut :
a. Programmable
Menunjukkan kemampuaannya yang dapat dengan leluasa
mengubah program yang dibuat dan kemampuannya dalam hal memori program yang
telah dibuat.
b. Logic
Menunjukkan kemampuannya dalam memproses input
secara aritmatik (ALU), yaitu melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, dan negasi.
c. Controller
Menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur
proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
2.
Fungsi PLC
Secara umum fungsi dari
PLC adalah :
a. Sekuensial control.
PLC memproses input
sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik
secara berurutan (sekuensial), disini PLC mengontrol agar setiap langkah dalam
proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
b. Monitoring Plant.
PLC secara kontinyu
memonitor status sistem dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan
dengan proses yang dikontrol, serta menampilkan pesan tersebut pada operator
sistem.
Sedang
fungsi secara khusus pada PLC adalah memberikan input ke CNC (Computarized Numerical Control). CNC
pada umumnya dipakai pada proses finishing,
membentuk benda kerja, moulding, dan
lain-lain.
Perbandingan
antara PLC dengan Kontrol Konvensional
Kontrol
konvensional yang menggunakan relay atau kontaktor mempunyai keuntungan dan
kerugian jika digunakan sebagai rangkaian kontrol dan bila dibandingkan kontrol
dengan menggunakan PLC. Relay sendiri merupakan kontrak elektronik, karena
terdapat koil/kumparan yang akan menggerakkan kontak membuka atau menutup bila
kumparannya diberi aliran arus listrik. Berikut ini adalah keuntungan dan kerugian menggunakan relay/kontaktor.
Keuntungan:
¨
Mudah
diadaptasikan untuk tegangan yang berbeda.
¨
Tidak
banyak dipengaruhi oleh temperatur sekitarnya. Relay terus beroperasi pada
temperatur 353 K (80°C) sampai 240 K (-33°C).
¨
Tahanan
yang relatif tinggi antara kontak kerja pada saat terbuka.
¨
Beberapa
rangkaian terpisah dapat dihidupkan.
¨ Rangkaian
yang mengontrol relay dan rangkaian yang membawa arus yang terhubung secara
fisik terpisah satu sama lainnya.
Kerugian:
¨ Kontak
dibatasi pada keausan dari bunga api atau dari oksidasi (material kontak yang
terbaik adalah platina, emas, dan perak).
¨
Menghabiskan
banyak tempat dibandingkan dengan transistor.
¨
Menimbulkan
bunyi selama proses kontak.
¨
Kecepatan
kontak terbatas 3 ms sampai 17 ms.
¨
Kontaminasi
(debu) dapat mempengaruhi umur kontak.
Perbedaan PLC dengan
kontrol konvensional (menggunakan relay) adalah seperti di bawah ini:
KONVENSIONAL
|
PLC
|
Hardware program
|
Program
|
Tugas tertentu
|
Aplikasi universal karena
fungsi ditentukan oleh program
|
Persamaan PLC dengan kontrol konvensional
(menggunakan relay) adalah sebagai berikut:
Þ
Mengontrol sekuensial
Þ
Memproses sinyal input dan mengubahnya menjadi
sinyal output.
Keuntungan PLC atas Kontrol Konvensional:
* Aplikasi
Universal * Pemprograman yang ampuh
* Produksi
yang besar * Mudah diubah
* Harga
semakin murah * Commissioning mudah
* Bidang
aplikasi baru * Text dan grafik
3. Komponen dari PLC
PLC sederhana mempunyai
komponen utama berupa CCU (Central
Control Unit), Unit I/O, Programming
Console, Rack atau Mounting Assembly dan Catu daya.
Central Control Unit merupakan unit pusat pengolahan data yang
digunakan untuk melakukan proses pengolahan data dalam PLC. CCU merupakan
sebuah mikroprosesor.
Mikroprosesor terdiri atas Arithmatic
and Logic Unit (ALU), unit kontrol dan sejumlah kecil memori unit yang
sering disebut register. Tugas dari ALU adalah untuk melakukan operasi
aritmatika (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan sebagainya) dan logika
(operasi OR, AND, NOT, dan
sebagainya).
a. Accumulator
Accumulator adalah register
khusus yang dapat diakses secara langsung oleh ALU. Accumulator ini berfungsi untuk menyimpan data yang akan diproses
dan data hasil pemrosesan.
b. Instruction Register
Instruction Register ini
mempunyai fungsi untuk menyimpan perintah yang telah dipanggil oleh program
memori sampai perintah tersebut diterjemahkan dan dieksekusi.
Sebuah perintah (Command),
terdiri dari dua bagian yaitu bagian operasi dan bagian alamat. Bagian operasi
menunjukkan operasi logika mana yang akan dikerjakan, sedangkan bagian alamat
menunjukkan operansi (sinyal input,
sinyal output, flag, timer, dan
sebagainya) dari operasi logika yang akan dikerjakan.
c. Program Counter
Merupakan register yang berisi
alamat dari perintah selanjutnya yang akan dikerjakan.
d. Control Unit
Bertugas mengatur dan mengontrol seluruh urutan logika dari operasi yang
dikehendaki selama proses eksekusi sebuah perintah.
Memori. Program yang dijalankan
mendapat perhatian khusus selama proses operasi dan karenanya perlu suatu
memori yang disebut memori program yang dapat dibaca oleh prosesor. Pemilihan
memori program harus didasarkan atas pertimbangan-pertimangan sebagai berikut :
1) Harus cukup sederhana dan mudah
untuk memodifikasi atau membuat program baru.
2)
Keamanan terjamin, dalam hal program tidak akan berubah
terhadap interferensi listrik atau bila listrik padam.
3)
Harus cukup cepat atau tidak ada delay untuk operasi
dengan prosesor.
Terdapat tiga jenis memori yang sering digunakan, yaitu RAM, EPROM, dan
EEPROM.
a. RAM
RAM (Random Acces Memory) merupakan
memori yang cepat dan bersifat volatile (data akan hilang bila arus listrik
mati). RAM digunakan sebagai
memori utama dalam PLC, dapat dibaca dan ditulisi. Untuk menjaga terhadap
tegangan listrik yang mati, biasanya RAM dilengkapi dengan baterai yang tahan
bertahun-tahun.
b. EPROM
EPROM (Erasable Programmable Read
Only Memory) adalah jenis memori yang cepat dan juga murah harganya, sama
dengan memori RAM hanya saja EPROM bersifat non
volatile, artinya isi memori ini tetap ada walaupun supply tegangan hilang.
Untuk keparluan modifikasi program maka memori ini harus dikosongkan isinya
melalui penyinaran dengan sinar ultraviolet. Karena begitu kompleksnya proses
penghapusan untuk pemrograman ulang bahkan meskipun harganya murah, orang
cenderung memilih RAM.
c. EEPROM
Adalah memori yang mirip dengan memori EPROM, hanya saja untuk proses
penghapusannya menggunakan arus listrik.
4.
Modul Input dan Modul Output.
Fungsi dari sebuah modul input adalah untuk mengubah sinyal
masukan dari sensor ke PLC untuk diproses dibagian CCU. Sedangkan modul output adalah kebalikannya, mengubah
sinyal PLC kedalam sinyal yang sesuai untuk menggerakkan aktuator. Dari modul input dan output kita
dapat menentukan jenis suatu PLC dari hubungan antara CCU dengan output, yaitu compact PLC dan modular PLC. Compact PLC
adalah bila input modul CCU dan output modul dikemas dalam suatu wadah. Modular PLC bila modul input, modul
output dan CCU dikemas secara tersendiri.
a.
Modul Input
Merupakan tempat menghubungkan
sensor-sensor dengan modul itu sendiri. Sinyal sensor tersebut selanjutnya akan
diteruskan ke CCU. Fungsi terpenting dari sebuah modul input, yaitu :
1. Mendeteksi
sinyal masukan.
2. Mengatur tegangan kontrol untuk batas
tegangan logika masukan yang diijinkan.
3. Melindungi peralatan elektronik yang
sensitif terhadap tegangan luar.
4. Menampilkan
sinyal masukan tersebut.
Deteksi tegangan error
meyakinkan bahwa tegangan masuk masih dalam batas yang diijinkan atau tidak.
Bila tegangannya terlalu tinggi akan diturunkan melalui dioda breakdown.
Sinyal delay meyakinkan
apabnila tegangan yang diterima sudah merupakan input yang sebenarnya atau
bukan. Rangkaian ini mempertahankan tegangan input sesaat (1-20 ms)
untuk membedakannya dengan sinyal-sinyal lain seperti tegangan interferensi.
Optokopler mengirimkan informasi sensor berupa cahaya dan menciptakan
isolasi elektronik antara kontrol dan rangkaian logika. Selanjutnya melindungi
komponen elektronik yang sensitif dan naiknya tegangan luar secara tiba-tiba.
Terdapat optokopler yang mampu memberikan perlindungan terhadap tegangan sampai
dengan 5 kV yang sesuai dengan aplikasi untuk industri.
a. Modul Output
Modul output mengeluarkan
sinyal dari Central Control Unit
(CCU) ke kontrol elemen yang diperlukan untuk menggerakkan aktuator sesuai
dengan tugas yang telah diberikan. Fungsi terpentingnya adalah sebagai berikut
:
1) Mengatur tegangan kontrol untuk batas
tegangan logika yang diijinkan.
2) Melindungi peralatan elektronik yang sensitif
terhadap tegangan luar.
3) Memberikan penguatan pada sinyal output sebelum dikeluarkan sehingga
cukup kuat untuk menggerakkan aktuator.
4) Memberikan perlindungan terhadap arus
hubung singkat dan pembebanan lebih (Over
load).
Optokopler adalah bentuk dasar
dari power secara elektronik yang
memberikan perlindungan terhadap komponen elektronik dan juga berfungsi untuk
mengatur tegangan output.
Amplifier
berguna untuk menguatkan arus listrik output sehingga nantinya cukup kuat untuk
menggerakkan aktuator.
Short circuit monitoring, memonitor
jika terjadi arus hubung singkat pada rangkaian luar dan memutuskan
hubungan antara modul output dengan rangkaian luar.
5. Catu Daya
Sistem PLC memerlukan
dua catu daya. Satu untuk keperluan peralatan output, sedangkan satunya untuk catu daya modul-modul PLC itu
sendiri yang menggunakan arus DC. Arus DC ini diperoleh dari rangkaian
terintegrasi atau transistor. Jika sistem catu daya menggunakan IC TTL dapat
dihasilkan tegangan 5 Volt, tetapi jika menggunakan IC CMOS tegangan yang
didapat akan dapat bervariasi dalam 3 sampai 18 Volt.
PLC adalah Programmable Logic Controller yang tak
lebih berupa sebuah komputer yang dirancang secara khusus untuk mengerjakan
tugas-tugas tertentu.
Komponen dari sistem kontrol yang menggunakan
PLC adalah sebagai berikut :
1. Hardware, adalah semua komponen elektronik dan
mekanik dari suatu sistem komputer. Yang termasuk hardware adalah peripheral device, CCU dan memori.
Sedangkan modul input dan output adalah untuk menghubungkan antara
CCU dan aktuator/sensor.
2. Sofware, dengan ini kita dapat menentukan program
untuk kondisi tertentu pada peralatan yang kita pasang. Jika diperlukan kita
dapatr memodifikasi program yang telah kita buat.
3. Sensor, memberi tahu pada PLC, tentang status
dari sistem yang dikontrol. Bila diperlukan sinyal non listrik dapat diubah
menjadi sinyal listrik untuk keperluan modul input.
4. Aktuator, dapat berupa silinder pneumatik,
motor listrik dan sebagainya. Aktuator merupakan output dari PLC ke device dari sistem yang dikontrol.
5. Programmer, program yang telah ditulis programmer diterjemahkan kedalam bahasa
mesin CCU, kemudian bahasa tersebut ditransfer kedalam program memori untuk
selanjutnya dikerjakan.
6.
Diagram Rangkaian, petunjuk atau cara efektif untuk
menghubungkan input atau output dengan PLC.
6. Pemrograman pada PLC
Kontrol program harus didesain
secara sistematis, terstruktur dengan baik dan harus terdokumentasi agar :
Bebas dari kesalahan; Pemeliharaan mudah dan Efektif dalam masalah biaya.
a. Organisasi Memori.
Untuk dapat memprogram PLC diperlukan sedikit pengetahuan tentang
bagaimana organisasi memori dari sebuah PLC. Memori dari PLC dibagi dalam tiga
area, yaitu storage memory, user memory, dan house keeping memory. Storage
memory digunakan untuk menyimpan input/output peralatan, timer/counter dan preset value-nya, bit
atau word untuk internal relay pada
lokasi memori tertentu. Area memori user
program digunakan oleh user untuk melakukan programnya agar PLC dapat
bekerja sebagaimana mestinya. Program user disimpan dalam jumlah 16 bit word,
yang masing-masing word berisi satu instruksi program. Bit-bit dalam instruksi
word dapat berupa “on” atau “off”.
Housekeeping memory adalah area
memori yang tidak dapat digunakan oleh user.
Memori ini digunakan selama PLC beroperasi sebagai tempat mengerjakan
fungsi-fungsi tertentu yang diperlukan membuat PLC dapat bekerja, untuk fungsi
aritmatika dan mengerjakan fungsi operasi internal yang lain.
b. Susunan data memori
Data biner yang tidak segera dikehendaki untuk diproses harus diletakkan
dalam penyimpanan sementara untuk dipakai kemudian. Instruksi program dan
hasilnya disimpan dalam program memori (RAM). Sedangkan program dan data yang
tidak berubah disimpan dalam Read Only
Memory (ROM).
Elemen terkecil dalam memori adalah lokasi memori. Hal ini dapat menerima
unit daya, yaitu Bit (1 atau 0). Beberapa lokasi memori berasal dari sel memori, beberapa sel memori
adalah blok memori. Setiap lokasi memori bisa terdapat 1 atau 0. Sebuah sel
memori dapat menyimpan satu karakter yang terdiri dari 8 bit atau 1 byte.
Tabel 1. Susunan data memori
|
c. Pengalamatan Memori
Terdapat dua metode
untuk mengalamati dalam proses baca dan tulis, yaitu :
1)
Pengalamatan
secara bit. Proses baca dan tulis diakses secara individu lokasi memori. Pengalamatannya memerlukan
keterangan mengenai alamat line dan
kolom.
2) Pengalamatan secara word. Proses
baca dan tulis : isi dari sel memori (word
data = beberapa bit) ditulis atau dibaca secara bersama-sama. Program
memori selalu dalam organisasi word,
sebagai instruksi terdiri dari jumlah bit yang dibaca secara serentak.
Pengamatan dibutuhkan untuk menemukan lokasi memori yang spesifik atau
sel mermori. Diatas telah
disebutkan bahwa ada 2 metode pengalamatan yaitu pengalamatan secara bit dan
pengalamatan secara word. Dalam kasus
pertama baris dan kolom harus diberikan sedangkan kasus kedua cukup pada baris
alamat. Unit informasi terkecil adalah bit (1 atau 0). 1 kilobyte = 2 10 byte
= 1024 byte.
7. Pembuatan Program PLC.
Software PLC tersebut mampu
beroperasi pada komputer yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
a.
Pentium yang beroperasi dengan sistem windows 95, 98,
NT 4.0, ME, 2000 atau XP.
b. Windows
9x : RAM 16 MB.
c.
Memori hard-drive
30 MB.
d. CD-ROM
drive.
e. Perlengkapan serial port untuk
menghubungkan ke PLC.
Software FST mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Judul bar (Title bar), sebagai aplikasi dari windows, pada sisi sebelah
kiri dari Title bar merupakan system
menu yang telah dibuka ketika awal berkoneksi pada operasi windows. Sisi kanan dari Title bar merupakan simbol dari Minimize,
Maximize dan Close. Dipergunakan
disaat akan mengecilkan , membesarkan atau mengakhiri software FST.
Menu bar, berada dibawah Title bar pada software
FST. Menu bar berisi tentang Project mempunyai diskripsi perintah
untuk mengerjakan projects dan menutup FST;
Edit mempunyai diskripsi mengulang (undo),
memotong (cut); copy, paste dan yang lainnya;
View memiliki diskripsi mengenai mengenai konfigurasi I/O, settingan PLC,
Pesan tampilan windows (displays message
windows), menampilkan dan menyembunyikan variasi simbol bar;
Insert , Program yang memiliki pengertian memanaj kontrol program dan
melihat hasil dari mengaktifkan sistem windows; Online memerintahkan untuk
berhubungan sebelum software dan
kontrol terhubung; Extras merubah seting dari software, memanaj pembendaharaan kata
pada software; Windows mendiskripsikan
tentang perintah untuk mengorganisir operasi windows dengan software;, dan Help.
Toolbar, merupakan icon bar standart setelah menu
bar.
Program editor windows, area dimana kita dapat mengerjakan
program yang kita rancang sedemikian rupa dan mengontrolnya dari software.
Workspace, area dimana kita dapat bekerja
dengan macam-macam variari dari software.
Program PLC ditulis
dengan berbagai prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan
mengenasi kontrol.
1) Langkah 1 : Mempertimbangan gambaran
masalah. Definisi permasalahan harus menjabarkan problema kontrol secara tepat
dalam bentuk yang detail. Informasi yang diperlukan seperti skema posisi, skema
sequence dan tabel kebenaran
menerangkan hubungan antara masukan dan keluaran dan juga berguna untuk tes
terhadap resiko pada saat instalasi.
1) Langkah 2 : Allocation
list. Dalam hal ini berisi kondisi-kondisi program, termasuk identifier yang dipakai oleh keluaran
atau masukan, juga nama yang singkat untuk identifier
tersebut yang bersesuaian dengan alamat dari sinyal masukan atau keluaran.
2) Langkah 3 : Pembuatan program. Masalah kontrol yang
digambarkan disini adalah dalam bentuk abstrak.
3) Langkah 4 : Pindahkan kedalam controller. Dalam tahap ini program yang telah siap dan lengkap
diterjemahkan kedalam bahasa mesin agar dapat dimengerti oleh CCU.
8. Bahasa pemrograman.
Terdapat banyak pilihan bahasa untuk
membuat program dalam PLC. Masing-masing bahasa mempunyai keuntungan dan
kerugian tergantung dari sudut pandang kita sebagai user atau pemrogram. Ladder
Diagram (LDR) adalah bahasa yang dimiliki oleh setiap PLC. Selain itu ada
beberapa jenis PLC yang mendukung bahasa pemrograman lain seperti Ladder diagram, Function chart dan Statement
list.
a) Ladder Diagram
Ladder Diagram menggambarkan program
berupa bentuk grafik. Diagram ini dikembangkan dari kontak-kontak relay yang
tersruktur yang menggambarkan aliran arus listrik. Dalam ladder diagram,
terdapat dua garis vertikal dimana garis vertikal sebelah kiri dihubungkan
dengan sumber tegangan positif catu daya sedangkan garis vertikal sebelah kanan
dihubungkan dengan sumber tegangan negatip catu daya. Diantara dua garis ini
dipasang kontak-kontak yang menggambarkan kontrol dari switch, sensor, atau output. Salah satu baris dari diagram disebut
dengan satu rung. Input menggunakan simbol “ [ ]” (kontak, normal terbuka) dan “[ / ]” (negasi kontak, normal tertutup). Output
mempunyai simbol “( )” yang terletak
paling kanan. Selama pemrograman setiap simbol yang diberikan adalah alamat PLC
sesungguhnya atau merupakan alamat simbolik (misalnya : S1, S2, S3, H1).
b) Allocation list
Allocation
list merupakan proses pengalamatan
pada program yang meliputi Absolute
Operation dan Symbol Operation
dan Commentary. Absolute Operation merupakan perintah yang akan dijalankan oleh
program. Sementara Symbol Operation berarti
bahasa simbol untuk memudahkan pengenalan pada hardware yang akan bekerja.
Sedangkan Commentary berfungsi untuk
memperjelas kerja.
c) Statemen list
Statement
list merupakan bahasa pemrogram
tingkat tinggi. Semua hubungan logika dan kontrol sekuens dapat diprogram
dengan menggunakan perintah dalam bahasa ini.
Perintah yangt digunakan mirip dengan
bahasa tingkat tinggi, seperti : Basic atau Pascal.
Misal :
IF I1.0
THEN SET O1.0
d) Instruction list
Instruction
list adalah salah satu bahasa
pemrograman untuk PLC. Semua hubungan logika dan kontrol sekuens dapat
diprogram dengan menggunakan perintah dalam bahasa ini.
Perintah-perintahnya adalah dalam bentuk
singkatan dan mempunyai arti yang khusus, sebagai contoh :
L (“Load”)
A, O, N (“AND,
OR, NOT”)
= (“Allocation”)
e) Function Chart (FCH)
Function chart diturunkan dari diagram logika dan merupakan gambaran
program dalam bentuk grafik. Dapat
digunakan untuk pemrograman logika yang sederhana.
Absolut Op.
|
Symbolic Op.
|
Deskripsi
|
I0.0
|
S1
|
Saklar “ON” /
“1” saat ditekan
|
I0.1
|
S2
|
|
O0.0
|
LAMPU1
|
“ON” saat bernilai “1”
|
Gambar 29. Allocation
list
9. Sistem
Kontrol Logika.
Program
pada PLC pada dasarnya adalah pemrosesan sinyal-sinyal pada input dan output. Selain input dan output pemrosesan dapat menggunakan
internal memori atau flag. Hanya
melalui input, controller dapat
menerima informasi. Sebaliknya melalui output
data dikeluarkan. Pemrosesan sinyal dalam PLC adalah merupakan hal yang
penting untuk diketahui.
a. Sinyal.
1) Sinyal Analog.
Merupakan beberapa nilai intermediate dari range batas-batas nilai yang diukur atau sinyal yang kontinu
terhadap perubahan waktu. Misalkan, perubahan tekanan yang kontinu dari 0
sampai 6 bar diukur, maka setiap nilai intermediate
dalam area ini dapat dianggap merupakan sinyal analog.
2) Sinyal Digital. Berbeda dengan sinyal analog, sinyal
digital hanya menganggap suatu nilai tertentu dari batas-batas nilai yang
diukur atau sinyal yang diskrit atau diskontinu terhadap perubahan waktu.
3) Sinyal Biner. Merupakan bentuk khusus dari sinyal
digital dengan hanya mempunyai kemungkinan nilai (seperti : 1-0, on-off). Dalam
teknologi PLC, sinyal biner dan pemrosesannya adalah hal yang penting.
a. Pemrosesan sinyal biner
Input atau output dari PLC merupakan
hubungan antara sensor/aktuator dan CCU. Input
atau output sendiri pada dasarnya
merupakan sinyal biner.
Dalam bidang industri proses yang
dikontrol kebanyakan merupakan proses yang berurutan (function sequence), artinya proses selanjutnya tidak akan dikerjakan
sebelum proses yang sedang dikerjakan selesai.
Sinyal “1” dapat digunakan untuk
menunjukkan bahwa tekanan terlalu tinggi dan mekanisme tertentu perlu dilakukan
sedemikian juga sebaliknya bila tekanan dianggap terlalu rendah. Keamanan
seperti ini perlu untuk dipertimbangkan bila memrogram sebuah sistem.
b. Koneksi Logika
1) Hubungan
logika AND. Dalam hubungan ini
semua sinyal output yang di-AND-kan harus berupa 1 untuk mendapatkan sinyal
output 1.
Tabel 2. Tabel Kebenaran Logika AND :
S1
|
S2
|
L (Lampu)
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
2) Hubungan
logika OR. Dalam hubungan logika
ini paling sedikit satu yang terhubung melalui OR harus berupa sinyal 1 untuk
dapat menset sinyal 1 pada output.
Tabel 3. Tabel Kebenaran Logika OR:
S1
|
S2
|
L (Lampu)
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
3)
Hubungan
logika NOT. Merupakan hubungan yang membalik nilai dari sinyal biner.
Terdapat input S1 (Switch 1) yang tidak aktif (terbuka), maka output (L) adalah
aktif (lampu menyala). Jika S1 diaktifkan, L akan menjadi tidak aktif (lampu
mati).
Tabel 4. Tabel Kebenaran Logika NOT:
S1
|
L (lampu)
|
0
|
1
|
1
|
0
|
4)
Hubungan Logika NAND. Gerbang NAND akan mempunyai keluaran 0 bila semua
masukan pada logika 1. Sebaliknya, jika ada sebuah logika 0 pada sembarang
masukan pada gerbang NAND, maka keluarannyaakan bernilai 1. NAND merupakan kependekan
dari NOT-AND, yang merupakan ingkaran dari gerbang AND.
5) Hubungan Logika NOR. Gerbang NOR akan memberikan
keluaran 0 jika salah satu dari masukannya pada keadaan 1. Jika diinginkan
keluaran bernilai 1, maka semua masukan harus dalam keadaan 0. NOR merupakan kependekan dari NOT-OR, yang merupakan
ingkaran dari gerbang OR.
6) Hubungan
Logika XOR. Gerbang XOR (Exclusive-or) akan memberikan keluaran 1
jika masukan-masukannya mempunyai keadaan yang berbeda-beda. Keluaran pada
gerbang XOR merupakan penjumlahan biner dari masukannya.
PENGALAMATAN
PLC
ALAMAT
|
FESTO
(FEC-20)
|
ABB
KR 201
|
ZELIO
SR201BD
|
OMRON
|
INPUT
|
I0.0 – I0.7
I1.0 – I1.3
|
00 – 07
10 – 17
|
I1 – I9
IA – IC
|
|
OUTPUT
|
O0.0 – O0.7
|
50 – 57
60 – 63
|
Q1 – Q8
|
|
FLAG
/ MEMORI
|
F0.0 – F0.7
F1.0 – F1.7
...
|
200 – 207
210 – 217
...
|
M1 – M8
|
|
TIMER
|
T1 – T7
T10 – T17
...
|
T/Z00 – T/Z07
T/Z10 – T/Z17 ...
|
T1 – T8
|
|
COUNTER
|
C0 – C7
C10 – C17
...
|
T/Z50 – T/Z57
T/Z60 – T/Z67
...
|
C1 – C8
|
Artikel Terkait
0 komentar :
Posting Komentar