A. Pengertian
Media dua dimensi non
projeksi adalah media yang mempunyai dimensi panjang dan lebar saja, yang
penggunaannya tidak memerlukan bantuan perangkat projeksi. Contoh: alat lebar
gantungan (wallchart), alat lebar sampiran (flipchart), poster,
dan sejenisnya. Media jenis ini tidak ada perangkat lunak dan perangkat
kerasnya, akan tetapi diperlukan alat pengadaan dan alat penggandaan. Sebagai
contoh pengadaan poster, memerlukan alat tulis dan gambar. Bila akan
diperbanyak, diperlukan alat penggandaan. Dewasa ini poster dapat dibuat dengan
fotmat kuarto menggunakan berbagai program komputer, selanjutnya dapat dicetak
(print out) dengan menggunakan printer dalam berbagai ukuran dengan
kualitas warna sesuai dengan desain warna di monitor komputer.
B.
Macam-Macam Media Dua Dimensi Non Projeksi
Macam-macam media dua
dimensi non projeksi antara lain yaitu: (1) papan tulis, (2) papan putih
magnetis, (3) papan putih elektronik, (4) papan flanel, (5) alat lebar
gantungan (ALG), (6) alat lebar sampiran (ALS), (7) poster, (8) handouts, dan
(9) fisualisasi data.
1. Papan Tulis.
Papan tulis yang bersih,
belum bertuliskan isi pesan, belum merupakan media, melainkan sebagai alat
perlengkapan kelas. Sebagai alat/perlengkapan mengajar, papan tulis adalah alat
yang paling tua, murah, dan mudah menggunakannya. Papan tulis juga
dapat dipergunakan sebagai media komunikasi atau informasi yang luwes. Sebagai
misal penggunaan papan tulis untuk pengumuman atau pemberitahuan, papan catatan
atau catatan agenda pada kantor-kantor dan tempat kerja lain.
a. Bahan,
Warna, Konstruksi, dan Ukuran
Bahan papan tulis pada
umumnya adalah kayu, atau multipleks. Namun ada pula yang menggunakan bahan
pelat seng atau pelat baja, terpal halus, dan sejenisnya. Dari bahan apapun,
kemudian dilapis cat sebagai pelindung dan pewarna yang baur (tidak mengkilat).
Warna yang digunakan biasanya hitam atau hijau tua. Berbagai variasi konstruksi
digunakan sesuai dengan kebutuhan dan suasana ruang, yaitu: (1) papan tulis
kaki tiga, (2) papan tulis kaki dua, (3) papan tunggal yang dipasang melekat
dinding, (4) papan geser kesamping melekat dinding, (5) papan geser gantung
melekat dinding, (6) papan lipat berengsel dua atau tiga daun dengan tiga atau
lima muka yang biasa dikonstruksi melekat dinding, (7) papan keliling-putar
atau loop dengan rol putar mendatar. Mengenai ukuran papan tulis, biasanya
menyesuaikan dengan format ruang. Di pasaran banyak tersedia macam-macam
ukuran. Pengadaan papan tulis biasanya dengan jalan memesan yang ukurannya
disesuaikan dengan suasana dan keadaan ruang/kelas atau latar.
b. Menggunakan Papan
Tulis
Menggunakan papan tulis
perlu memperhatikan beberapa aspek: (l) Papan harus bersih, tanpa ada tulisan
atau coretan apapun. Anjuran bagi guru, agar meninggalkan kelas papan tulis
selalu dalam keadaan bersih. (2) Berdiri di samping papan (tidak di muka,
menghalangi pandangan siswa ke papan tulis), dengan posisi sewaktu-waktu slap
menulis atau menunjuk ke papan tulis. Bagi guru yang tidak kidal, posisi
berdiri sedemikian rupa sehingga papan ada di sebelah kiri guru. (3)
Menulis atau menggambar dengan menggerakkan seluruh lengan, tidak hanya menggerakkan
pergelangan tangan. (4) Menggunakan papan tulis dimulai dari bagian kanan papan
(bagian kiri guru ketika menghadap ke papan), bergerak ke arah kanan guru
(sambil menulis). Panjang susunan baris tulisan disesuaikan dengan papan.Pada
papan yang panjang, susunan bans tulisan dibatasi sampai pertengahan papan,
kemudian ganti bans. (5) Ketika menulis di papan tulis, hindari berbicara
menghadap ke papan, karena kontak dengan siswa akan terganggu. (6) Begitu
selesai menggunakan papan tulis, segeralah menyingkir, untuk memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengamati papan dengan bebas. Ketika menunjuk ke papan tulis
gunakan pointer panjang, sehingga tidak perlu tubuh guru menutup bagian papan
tulis yang terpakai. (7) Penggunaan dan pemilihan warna kapur berwarna
menyesuaikan dengan kebutuhan, dan harus bermakna. (8) Gambar yang agak
kompleks/tidak sederhana, dapat dipersiapkan terlebih dahulu dengan cara antara
lain: (a) Diseket dengan pensil lunak atau kapur tipis terlebih dahulu, dan
ketika menjelaskan dipertebal, atau (b) dibuatkan pola terlebih dahulu (mal).
Sebagai catatan, perlu dipertimbangkan bahwa gambar yang rumit dan akan
dipergunakan berulang kali, dapat disiapkan wallchart.
c. Keuntungan dan Kelemahan
Penggunaan Papan Tulis
Keuntungan penggunaan papan tulis antara lain: (1) penggunaan mudah
dan murah, (2) dapat digunakan secara seketika (spontan), hampir tanpa
memerlukan persiapan sama sekali, (3) perawatan mudah, relatif tahan lama, (4)
alat tulis berupa kapur relatif murah.
Kelemahannya adalah: (1) kotor, dan pada kapur tulis yang lunak
berdebu. untuk mengatasi debu dapat diusahakan dengan, (a) menggunakan kapur
bebas debu, (b) di tepi bawah papan dipasang penadah debu, (c) digunakan penghapus
lembab, (2) pemasangan papan yang tidak pas, memungkinkan pemantulan cahaya,
sehingga pengamatan sebagian kelas terhadap papan kurang jelas.
2.
Papan
Putih dan Papan Magnet
Bahan
papan putih/magnet adalah pelat baja yang dapat menangkap gaya
medan magnet, kemudian dilapis dengan cat atau
lembaran lapisan bahan yang tidak mengisolasi gaya
medan magnet
dengan warna putih. Alat tulis papan putih / magnet adalah spidol khusus atau boardmarker
yang bersifat non-permanen atau soluble, sehingga mudah terhapus. Karena
sifatnya yang dapat menangkap gaya medan magnet, maka benda
lain yang bersifat magnetis dapat melekat dan dipaparkan pada papan
putih/magnet. Alat atau benda magnetis yang dapat dimanfaatkan untuk suatu
paparan antara lain yaitu keping magnetis (magnetic button) dan pita
magnetis (magnetic tape). Sebagai contoh, bila sebuah ALG akan
dipaparkan menggunakan papan magnet, ALG digelar pada papan magnet kemudian
pada keempat sudutnya dilekatkan keping magnetis. Maka ALG
terpapar pada papan magnet, dan melepaskan kembalipun sangat mudah.
3. Papan Electronic Print
Papan electronic print, misalnya
Panaboard, adalah papan putih yang dilengkapi dengan perlengkapan elektronik
yang dapat merekam segala yang telah ditulis pada papan. Setelah selesai suatu
presentasi dengan menggunakan papan ini, segala tulisan dan gambar yang ada
pada permukaan papan dapat secara langsung di print/kopi sampai sebanyak sembilan
kopi. Suplai kertas untuk mengkopi berupa kertas gulungan khusus diperuntukkan
keperluan papan electronic print. Dengan kemampuan yang demikian, kiranya
penggunaan papan perlu memperhatikan tata letak, kejelasan tulisan, efisiensi
luasan, dan keefektifan materi.
1. Papan Flanel
Papan
flanel tidak digunakan untuk tulis menulis, melainkan untuk memaparkan
benda-benda dua dimensi yang relatif ringan, misalnya hurufhuruf kertas atau
susunan satu kata pada kertas, dan kartun, yang pada bagian belakangnya
ditempel dengan potongan kertas amril/rempelas kasar untuk melekatkan. Untuk
melekatkan juga dapat digunakan potongan kain flanel. Penggunaan papan flanel
harus dijauhkan atau bahkan dipisahkan dengan penggunaan papan tulis, karena
debu kapur akan sangat merusak flanel. Papan flanel terbuat dari papan biasa
yang dilapis kain flanel. Warna flanel yang digunakan biasanya warna gelap,
misalnya hitam, biru, merah atau hijau. Papan flanel hampir tidak digunakan
sama sekali dalam proses belajar mengajar di atas tingkat sekolah dasar.
2.
Alat
Lebar Gantungan (ALG)
Alat lebar gantungan yang biasa juga disebut
sebagai wallchart, merupakan media dua dimensi non projeksi yang
dikomunikasikan kepada kelas. Maka ukuran kertas, gambar dan tulisannya harus
disesuaikan dengan kebutuhan informasi oleh seluruh kelas. Agar tujuan
komunikasi visual menggunakan ALG dapat dicapai secara optimal, maka
dipersyaratkan agar: (1) ukuran kertas cukup besar, dan gambar serta
huruf-hurufnya terbaca oleh kelas, (2) visualisasi ide dan pesan mudah
ditangkap dan difahami, (3) penampilan cukup menarik atau atraktif, (4) komposisi
warna serasi dan seimbang dengan luas kertas, (5) penggunaan dan penyimpanan
serta pemeliharaan mudah, (6) tahan dipergunakan berkali-kali dan tahan lama,
dan (7) mudah dan sederhana pembuatannya.
Macam-macam hal yang dapat divisualisasikan menggunakan
ALG antara lain adalah: peta, diagram, graft, tabel, poster, kartun, dan
sejenisnya. Tinggi dan besar huruf serta jarak antar huruf dapat dicoba-coba
dengan jalan menuliskan jenis-jenis karakter huruf tersebut, kemudian
dilihat-baca dari jarak maksimum sesuai dengan keadaan kelas.
Tata letak dan perwajahan suatu ALG perlu memperhatikan
beberapa rambu-rambu sebagai berikut : (1) bagian-bagian yang akan
divisualisasikan dan diisikan pada ALG dirancang dan diseket terlebih dahulu,
dan (2) letak bagian-bagian gambar dan huruf-huruf yang ada ditata menyebar di
seluruh muka kertas secara seimbang.
Penggunaan warna, agar dibatasi dua atau tiga warna saja
dengan salah satu yang dominan, atau berpedoman pada azas, bahwa nakin luas
permukaan atau bidang gambar ALG, makin banyak variasi warna dapat digunakan,
atau sebaliknya, makin kecil bidang gambar, makin kecil variasi warna yang
digunakan.
Urutan langkah pembuatan ALG adalah sebagai berikut :
a.
Membuat
rancangan yang sesuai dengan materi dan tujuan instruksional.
b.
Membuat
seket dengan ukuran folio atau kuarto, lengkap dengan rencana warna yang akan
digunakan.
c.
Menentukan ukuran kertas yang akan digunakan.
d.
Menentukan langkah realisasi pengadaan ALG, termasuk
bagian mana yang didahulukan, dan mana yang berikutnya, dan seterusnya, sampai
selesai.
e.
Melaksanakan
pembuatan / pengadaan.
6. Alat
Lebar Sampiran (ALS)
Alat lebar sampiran atau yang sering disebut flipchart,
adalah alat lebar yang terdiri dari lembar kertas ukuran piano (luas 9 x luas
ukuran folio), yang disusun tumpang tindih dan salah satu ujung (sisi pendek)
di bagian atas dijepit pada kerangka yang berkaki. Bila halaman pertama telah
terisi, kemudian disingkapkan ke atas dan disampirkan ke belakang, sehingga
dapat diteruskan ke halaman berikutnya, dan seterusnya. Apabila kertas yang
dijepit berupa kertas kosong, maka ALS yang demikian dapat dipergunakansebagai
pengganti papan tulis atau papan putih. Ada
kemungkinan bahwa kertas yang dijepit telah dipersiapkan terlebih dahulu, dan
diurutkan sesuai dengan kebutuhan presentasi. Dl dalam penggunaan sehari-hari
terdapat dua macam ALS, yaitu ALS kosong seperti dijelaskan di atas, dan
satunya ALS siap pakai (ready made). ALS yang siap pakai telah
dipersiapkan lebih dahulu oleh guru.Ada kemungkinan bahwa ALS terdiri dari
beberapa ALG yang telah dipersiapkan sebelumnya. Alat tulis digunakan marker permanen. Besar dan tinggi huruf disesuaikan dengan
ukuran kelas, atau jumlah siswa yang ada. Beberapa keuntungan pemakaian
ALS adalah : (1) dapat digunakan lebih
dari sekali, (2) sangat mudah dibawa-pindahkan, dan (3) pada penggunaan kelas-kelas paralel,
penggunaan ALS sangat membantu guru, karena materi yang diberikan kepada kelas
yang satu dapat presis sama dengan yang diberikan kepada kelas yang lain.
7. Poster
Poster
dirancang untuk menyalurkan informasi dengan visualisasi ide atau pesan yang
meriah, atraktif, akan tetapi ekonomis. Poster yang baik menunjukkan adanya:
(1) tujuan untuk sesuatu keperluan tertentu, (2) penampillan yang tegas dan
jelas, sehingga orang yang membaca atau mengamati tidak ragu-ragu akan pesan
yang terkandung, (3) warna-warna yang meriah dan menarik perhatian berfokus
pada topik atau judul tertentu, (4) cukup lebar agar mudah dibaca dan dicerna
dalam sekejap.
8.
Handouts
Handouts
merupakan selebaran yang di bagikan (to hand out) oleh dosen/guru kepada
mahasiswa/siswa berisi tentang bagian materi pelajaran, kutipan, tabel, dan
sejenisnya, untuk memperlancar pelaksanaan proses belajar mengajar. Handouts
dapat dirancang/disusun secara lengkap (complete), ataupun tidak lengkap
(in-complete). Yang tidak lengkap dimaksud agar mahasiswalsiswa masih harus
melengkapi ketika mengikuti pelajaran (aktif), sehingga subjek belajar tersebut
akan lebih memperhatikan pelajaran. Rambu-rambu penyusunan handouts adalah sebagai
berikut: (1) kalimat singkat, mudah dimengerti, penuh dengan kata-kata kunci,
(2) tata letak dan perwajahan menarik, diberi ruang atau bagian yang
selaJkosong untuk tempat subjek belajar menuliskan sesuatu atau perlu
melengkapi, (3) tidak panjang lebar sehingga menyerupai diktat mini, (4) untuk
lebih rnenarik dan memberikan variasi, handouts digandakan dengan kertas
berwarna yang berbeda-beda untuk hal/topik yang berbeda.
9.
Macam-Macam
Visualisasi Data
Data numerik, skema, gambar umum,
tabel, atau bahkan sindiran dan kritik, dapat divisualisasikan dalam bentuk
media dua dimensi non projeksi. Yang
biasa digunakan antara lain adalah bentuk-bentuk:
a.
Grafik
adalah visualisasi data yang menggambarkan hubungan numerik antara dua
variabel. Macam-macam grafik antara lain adalah: (1) grafik garis (line
graph), (2) grafik batang (bar graph), (3) grafik lingkaran (circle/pie
graph), (4) grafik luasan (area graph), (5) grafik solid (solid
graph), dan (6) grafik piktorial (pictorial graph).
b.
Diagram adalah berkas garis dan simbol yang
dirancang untuk menunjukkan hubungan, gambaran umum, atau ringkasan suatu
proses, objek.
c. Peta (Chart) yang
biasa juga diistilahkan karta, merupakan kombinasi dari piktorial, grafik,
numerik, atau material verbal yang bersamasama akan menunjukkan visuaiisasi
yang jelas dan ringkas dari suatu proses atau hubungan. Macam-macam peta
(chart), antara lain adalah: (1) peta pohon (tree chart), (2) peta arus
(flow chart), (3) peta garis-besar (outline chart), dan (4). peta tabulasi (tabular chart).
d. Kurtun adalah gambaran piktorial karikatur, simbolisme dan humor. Kartun
dapat mengekspresikan ide secara tunggal ataupun secara berurutan yang menggambarkan
suatu ceritera atau dongeng sehingga terwujud apa yang sering disebut dengan
komik.
Artikel Terkait
0 komentar :
Posting Komentar