Ada beberapa tipe PLC FESTO. Secara garis besar antara lain FPC, IPC dan FEC. PLC FESTO FC 440 merupakan salah satu dari tipe FEC Compact. PLC FESTO FC 440 memiliki spesifikasi Procesor AMD 186 (20MHz, 2 Mips) dengan 16 memori akses RAM 64 Kbyte, Flash disk dengan kapasitas 100 Kbyte, mempunyai 16 input dan 8 output, mempunyai led status, bahasa pemrograman yang digunakan FST Version 4.2: statement list dengan versi 3.2: statement list dan ladder diagram dalam bahasa Jerman
dan Inggris.Dimensi FC 440 termasuk dalam ukuran yang cukup kecil dan compact. Meskipun ukurannya kecil, akan tetapi memiliki kemampuan dan fasilitas yang dimiliki sangat bagus.
1. Input dan Output (I/O)
Menurut Thiehunan (2002) festo fc 440 ini memiliki jumlah input 16 (analog dan digital) dan memiliki output 8. Untuk digital input memiliki tegangan nominal 24VDC, arusnya 5 mA dan input signal delay
memerlukan 5 ms. Analog input memerlukan convertion time 10 ms, Signal range 0-20 mA. Output out 0 dan out 1 dari FC adalah output dengan relay. Untuk relay tipenya adalah normally open yang akan
menyala jika diberi logic 1 dan akan mati jika diberi logic 0. Sedangkan output out 2 sampai output out 7 adalah output dengan transistor. Setiap output out 2 sampai out 7 yang menggunakan transistor mempunyai proteksi masing- masing terhadap short-circuit maupun overload (kelebihan beban).
Bila short-circuit atau overload terjadi, switching transistor akan mulai memanas. Kemudian proteksi untuk kelebihan panas akan menon aktifkan output yang menyebabkan hal tersebut terjadi, sehingga transistor akan menjadi dingin kembali dan output tersebut kan diaktifkan kembali. Apabila pengaktifan kembali, short-circuit atau overload masih terjadi, maka prosedur tersebut akan diulang. Waktu proses penon-aktifan tersebut tergantung pada overload tersebut, jika overload tersebut kecil maka proses tersebut akan terjadi selama beberapa menit. Tetapi jika overload masih bisa ditoleransi, maka hanya akan memakan waktu kurang dari 1 detik. (Thiehunan : 2002)
2. Alokasi Memori
Alokasi memori PLC FESTO sangat mudah dipahami karena menggunakan bahasa tingkat tinggi tidak seperti kebanyakan PLC yang ada. Memori FC dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: Input, Output,
Register, Flag, Timer, Counter dan Program. Ada bagian yang diakses dalam word, ada yang diakses dalam bit dan ada yang diakses dalam word maupun dalam bit. (Thiehunan : 2002)
a. PLC operan
PLC operan terdiri dari kode program untuk menangani data. Data tersebut tersedia pada PLC dalam bentuk operan, yang tidak hanya terdiri dari nilai operan tetapi juga flag dan banyak operan spesial dengan properti yang spesifik. Operan dengan nilai satu bit dibedakan dengan operan dengan nilai 16 bit, biasanya dipanggil dengan words. Dalam beberapa kasus, operan dapat digunakan untuk kedua-duanya. (Thiehunan : 2002)
b. Input
Mempunyai 256 input word (0-255) yang setiap input word mempunyai 16 bit (0-15), dan dapat dialamatkan sebaagai word maupun bit.
c. Ouput
Mempunyai 256 input word (0-255) yang setiap input word mempunyai 16 bit (0-15), dan dapat dialamatkan sebagai word maupun bit.
d. Flag
Mempunyai 10.000 flag word (0-9999) yang setiap flag word mempunyai 16 bit (0-15), dan dapat dialamatkan sebagai word maupun bit.
e. Register
Mempunyai 256 register, hanya dapat dialamatkan sebagai word.
f. Timer
Mempunyai 256 timer, dan dapat diprogram baik sebagi pulse (T), switch-on delay (TON) atau switch-off delay (TOFF) timer dalam LDR dan STL. Setiap timer dari 256 timer tersebut dapat
diinisialisasikan sebagai pulse timer, switch-on delay (TON) atau switch-off delay (TOFF) timer. Tipe dari timer didefinisikan sesuai tujuan dari timer operan (nn mempresentasikan alamat dari timer) ;
1) pulse timer = Tnn ( LDR dan STL)
2) switch-on delay timer = TONnn (LDR)
3) Switch-off delay timer = TOFFnn (LDR)
g. Pulse timer
Sebuah pulse timer memperbolehkan sebuah output untuk diaktifkan sebuah pre- determinal time oleh sebuah input pulse. Sebuah pulse timer hanya akan merespon pada sebuah rising edge dari
kondisi input (pulse). Hal ini terjadi perubahan status dari 0 ke 1. Pulse tersebut akan menjalankan timer (Tnn=1). Timer preset akan diisikan ke dalam timer word dan timer akan mulai berjalan. Timer word
tersebut akan berkurang sampai :
1) Mecapai nilai 0
2) Rising edge lain terdeteksi dalam conditional part, sehingga timer akan diulang
3) Timer status di reset (Tnn=0, Twnn=0)
h. Switch-on delay timer
Timer ini memperbolehkan output menjadi aktif oleh sebuah signal setelah delay time terpenuhi. Timer preset mempresentasikan periode dalay. Pada saat timer berjalan, timer status TON tidak menjadi 1 sampai delay timer terpenuhi. Sebuah rising edge dalam conditional port akan menjalankan timer. Delay time akan berjalan
pada saat :
1) Timer word mencapai 0, dimana timer terpenuhi (TONnn =1, TWnn=0)
2) Kondisi berubah signal 0
i. Switch-off delay timer
Timer ini akan memperbolehkan output untuk dimatikan menggunakan signal 0 setelah delay time terpenuhi. Ketika rising edge akan terdeteksi pada kondisi, timer preset dsiisikan ke dalam timer word. Sebuah trailing, edge akan menjalankan timer dan tetap akan jalan sampai:
1) Timer word mencapai nilai 0 timer telah terpenuhi (TOFFnn = 0, TWnn=0)
2) Timer diinisialisasikan ulang sebuah rising edge.
j. Counters
Operations:
One-bit: Interrogate, set, reset, assign, assign negated
Multibit: Load, compare
C0 to C255 Counter status, one-bit
CW0 to CW255 Counter word, multibit
CP0 to CP255 Counter preset, multibit
k. Constants
Operations: Load, compare
Knnnnn Multibit
l. Function unit
Mempunyai 256 function unit, 7 diantaranya (32-38) dapat digunakan untuk passing parameter, kemudian sisanya tersedia untuk pemakaian seperti biasa. Functioan unit FU32 sampai FU38 tersedia untuk setiap program karena mereka dipakai untuk menyampaikan parameter (passing parameter) ke modul. (Thiehunan : 2002)
Artikel Terkait
0 komentar :
Posting Komentar