SISTEM MANUFAKTUR FLEKSIBEL
(FLEXIBLE MANUFACTURING SYSTEM-FMS)
- Pengantar
Sistem Manufaktur Fleksibel
Pada
pertengahan tahun 1960-an, persaingan pasar semakin kompleks. Selama tahun 1960
hingga 1970 cost adalah hal yang diutamakan, tetapi setelah itu kualitas
menjadi prioritas utama dan dengan adanya persaingan pasar yang semakin
kompleks ketepatan waktu delivery menjadi hal yang dibutuhkan oleh
konsumen. Perkecualian beberapa perbedaan terminology, terdapat kesepakatan
bersama bahwa persaingan utama akan terjadi pada aspek biaya (cost),
kualitas (quality), dan responsive (responsiveness), dimana
responsive yang dimaksud mengacu pada fleksibilitas (Olhager, 1993). Untuk itu
perusahaan harus mempunyai kemampuan merespon berbagai perubahan secara
efisien. Kemampuan respon perusahaan tersebut diantaranya adalah kemampuan
memproduksi banyak produk yang berbeda, memperpendek siklus hidup (life
cycle) produk, dan melakukan produksi secara efektif. Kemampuan respon
perusahaan ini akan dapat dicapai oleh perusahaan dengan menerapkan
fleksibilitas manufaktur.
Fleksibilitas manufaktur merupakan kemampuan
perusahaan untuk merespon secara efektif perubahan yang terjadi, baik yang
terajadi di internal (operasi) perusahaan, maupun di eksternal lingkungan
perusahaan (Gerwin, 1993). Ada empat area lingkungan perusahaan yang
mempengaruhi fleksibilitas manufaktur yaitu: Strategi, Faktor lingkungan,
teknologi dan atribut organisasi (gerwin,1987).
Sejalan dengan makna yang telah diuraikan, Flexible
Manufacturing System (FMS) adalah suatu sistem manufaktur otomatis dengan
volume dan variasi produk level menengah yang dikontrol oleh komputer. FMS
meliputi spektrum lebar dari aktivitas manufaktur seperti mesin-mesin produksi,
metal working, pabrikasi, dan assembly. Pada sebuah FMS, suatu kelompok part–part
dari produk–produk dengan karakteristik serupa diproses. Komponen penting dari
suatu FMS adalah mesin Numerical Control (NC) yang mampu saling bertukar
tools secara otomatis. Sistem material handling otomatis untuk
memindahkan part–part di antara mesin–mesin dan station fixturing berupa
Automated Guided Vehicle (AGV) dan Robot. Semua komponen di atas
dikontrol oleh komputer. Dan yang terakhir adalah perangkat–perangkat lain
seperti mesin pengukur koordinat dan mesin pencuci part-part yang diproses.
Pada FMS setiap job guna memproduksi sesuatu,
mempunyai beberapa alternatif jalur mesin–mesin untuk menyelesaikannya. Sistem
penanganan material pada FMS harus dikontrol komputer untuk menentukan
alternatif jalur job tadi secara otomatis. Disiplin antrian yang digunakan
biasanya adalah First Come First Serve (FCFS), Last Come First Serve
(LCFS) atau prioritas.
Mesin NC adalah sebuah mesin yang dikendalikan dengan
kode angka–angka adalah proses yang secara otomatis menjalankan operasi
manufaktur menurut perintah yang tersusun dalam kode angka. Karena informasi
yang digunakan berbentuk rumus matematik maka sistem ini dinamakan kontrol
dengan angka (numerical control). Operasi sebuah mesin perkakas (pertama
kali digunakan dalam proses mengikir, membuat lubang, memutar, mengasah dan
menggergaji, dan tahun–tahun terakhir ini juga digunakan untuk membengkokkan
pipa mengikis dan membuat berbagai bentuk) bertolak dari data angka yang
disimpan di atas kertas atau pipa magnetik, kartu tabulasi, ingatan komputer
atau informasi langsung. Dibandingkan dengan peralatan biasa, mesin yang
dikontrol dengan kode angka ini lebih cermat, konsisten dan fleksibel, bahkan
untuk manufakturing yang sangat rumit sekalipun. Rancangan produk dapat diubah
atau disesuaikan cukup dengan mengubah instruksi saja.
Namun mesin berkode angka ini memiliki kelemahan jika
dibandingkan dengan mesin biasa, yakni memerlukan modal yang besar. Selain itu,
penggunaannya menuntut berbagai perubahan pada peranan operator, penyelia dan
pekerja yang lain, tingkat dukungan tenaga spesialis dan tenaga terampil, serta
membawa berbagai masalah yang biasanya timbul bila orang menggunakan teknologi
baru.
Flexible Manufacturing System (FMS) pertama kali didesain pada
pertengahan 1960-an oleh perusahan Inggris, dan diberi nama system 24.
Sehubungan dengan kurangnya kontrol teknologi, sistem tersebut tidak pernah
selesai diinstal. Instalasi awal Flexible Manufacturing System (FMS) di
US yang paling terkenal terdapat di Caterpillar Inc. oleh Kearney &
Trecker. Tujuan dari FMS sangat spesifik dan menuntut penerapan yang spesial.
FMS tidak mempunyai fleksibilitas seperti yang telah didefinisikan di atas,
tetapi bagaimanapun Kearney & Trecker merasa cukup puas.
Persaingan pasar pada awal 1980-an menuntut adanya
efisiensi produksi yang tinggi, biaya rendah, respon yang cepat; sebagai
hasilnya para usahawan menginstall FMSs untuk produksi berskala kecil dan
menengah. FMS sendiri didefinisikan oleh Automation Encyclopedia (Graham
1988), sebagai berikut:
"Flexible manufacturing system adalah satu
atau lebih mesin produksi yang diintegrasikan dengan pemindahan material secara
otomatis, dimana operasinya diatur dengan komputer".
Untuk mencapai fleksibilitas dan respon yang cepat
yang dibutuhkan kustomer maka diberlakukanlah Flexible manufacturing system
(FMS). 5 level teknologi yang dibuat bedasarkan FMS contohnya :
Enterprise, system, sel, mesin dan peralatan . Sebuah bangunan blok
dari FMS disebut dengan Flexible Manufacturing Cell (FMC). FMC
adalah suatu kelompok atau grup mesin yang saling berhubungan.
- Filosofi
Sistem Manufaktur Fleksibel
Pada dasarnya sistem manufaktur fleksibel (SFM)
merupakan suatu automated cell (integrating materials handling and
processing equipment) yang digunakan untuk menghasilkan sekelompok parts
atau assemblies. Meskipun semua item membutuhkan proses
manufakturing serupa, namun skuens dari operasi tadak perlu sama dalam setiap
kasus. Suatu nonautomated production line yang dapat mengubah dari satu
produk ke produk lain tanpa set up juga merupakan suatu sistem
manufaktur fleksibel (SMF).
Sistem manufaktur fleksibel terdiri dari beberapa direct
numerically controled (DNC) machines. Suatu sistem penyimpanan dan
pengambilan kembali parts yang dikendalikan oleh komputer dan peralatan
otomatis yang membawa parts di antara mesin dan tempat penyimpanan.
Dalam praktek, Sistem manufakrur fleksibel (SMF) mengizinkan atau memungkinkan parts
yang diproduksi tanpa disentuh atau dipegang manusia.
Dalam suatu automated SMF, salah satu komputer
atau operator atau keduanya melakukan fungsi-fungsi yang dibutuhkan sebagai
berikut:
1.Komputer
mengendalikan peralatan mesin, peralatan penanganan material, integrasi dari aktivitas-aktivitas
peralatan mesin dan peralatan penanganan material.
2.Operator
melaksanakan perawatan preventif dan tindakan-tindakan darurat, memasukkan data
sepertin nomor-nomor parts, dan memasukkan program-program baru atau
program yang diperbaiki ke dalam komputer.
3.Salah satu
operator atau komputer dengan peralatan otomatis dapat memuat material ke dalam
sistem penanganan material, memindahkan atau menambah peralatan pada
mesin-mesin yang berbeda, dan lain-lain.
Penggunaan komputer dan software dalam Sistem
Manufaktur Fleksibel (SMF) memberikan suatu lingkup ekonomis (economies of
scope) yang mampu menghasilkan banyak item berbeda secara otomatis dan
ekonomis dalam small lot sizes. Keadaan ini sering disebut soft
automation. Hal ini berbeda dengan hard automation yang dapat
menghasilkan hanya satu item dalam volume besar sehingga sangat effisien, dan
oleh karena itu hard automation berhubungan dengan skala operasi
ekonomis (economies of scale). Jadi soft automation dalam Sistem
Manufaktur Fleksibel (SMF) berkaitan dengan lingkup operasi ekonomis (economies
of scape), sedangkan hard automation berkaitan dengan skala operasi
ekonomi (economies of scale).
Beberapa Sistem Manufaktur Fleksibel (SMF) menggunakan
suatu rekayasa dan data base manufacturing terintegrasi untuk secara
otomatis mendesain produk dan proses, memperkirakan material dan membuat
pesanan-pesanan material yang diinginkan, menelusuri inventori, memprogram
mesin-mesin, dan melaksanakan semua aktivitas lain dari proses manufacturing.
Tujuan utama dalam penggunaan Sistem Manufaktur Fleksibel (SMF) adalah
memberikan respon secara cepat dan tepat terhadap kebutuhan pelanggan, terutama
berkaitan dengan perubahan-perubahan dalam desain pruduk, volume produk, atau
pelayanan produk. Pengguna Sistem Manufaktur Fleksibel (SMF) akan memberikan
biaya produksi yang rendah, reduksi waktu tunggu, reduksi inventori, dan
tingkatan kualitas produk, sehingga mampu meningkatkan kepuasan pelanggan,
meskipun untuk itu dibutuhkan dana investasi awal yang besar terutama untuk
membangun dan mengembangkan Sistem Manufaktur Fleksibel (SMF), karena SMF
bersifat padat modal (capital intensive).
- Fleksibilitas
dalam Sistem Manufaktur Fleksibel
Flexibility dapat didefinisikan sebagai sekumpulan property dari
sistem manufaktur yang mendukung perubahan kapasitas dan kapabilitas produksi
(Carter, 1986). Fleksibilitas dalam sistem manufaktur sering digambarkan
sebagai:
1. Kemampuan untuk beradaptasi
sesuai perubahan engineering
2. Peningkatan jumlah bagian
yang sama yang diproduksi dalam suatu sistem
3. Kemampuan mengakomodasi
perubahan rute yang memungkinkan sebagian dari produk diproduksi oleh mesin
yang berbeda
4. Kemampuan untuk
merubah setup sistem dengan cepat dari satu tipe produksi ke yang lainnya.
Adapun
macam-macam fleksibilitas pada SMF adalah:
1.Fleksibilitas
Mesin (Machine Flexibility)
Fleksibilitas mesin berarti kemampuan sebuah mesin
untuk melakukan bermacam–macam operasi pada bermacam-macam part produk dengan
tipe dan bentuk berbeda. Keuntungan yang didapat dari mesin fleksibel dan
pergantian tipe part yang diproses dengan cepat ini adalah kebutuhan besar
lokasi yang ekonomis dan waktu proses yang lebih rendah.
1. Fleksibilitas
Rute (Routing Flexibility)
Fleksibilitas Rute berarti part–part produk tersebut
dapat diproduksi dengan beberapa rute alternatif. Fleksibilitas rute secara
utama digunakan untuk memanage perubahan internal yang disebabkan oleh
kerusakan alat, kegagalan pengontrol, dan hal-hal lain sejenis dan juga dapat
membantu peningkatan output.
2. Fleksibilitas
Proses (Process Flexibility)
Fleksibilitas Proses atau yang dikenal juga dengan
nama Mix Flexibility adalah kemampuan untuk menyerap perubahan yang
terjadi pada produk dengan melakukan operasi–operasi sejenis atau memproduksi
produk–produk sejenis atau mempermudah untuk menambah line poduksi baru dan
mengurangi kecelakaam kerja yang bias terjadi pada line produksi.
1. Fleksibilitas
Produk (Product Flexibility)
Fleksibilitas Produk atau yang dikenal dengan nama Mix-Change
Flexibility adalah kemampuan untuk melakukan perubahan menuju set–set
produk baru yang harus diproduksi secara cepat dan ekonomis, untuk merespon
perubahan market dan engineering dan untuk beroperasi pada basis pelayanan
pesanan terbatas.
2. Fleksibilitas
Produksi (Production Flexibility)
Fleksibilitas Produksi berarti kemampuan untuk
memproduksi bermacam–macam produk tanpa perlu adanya penambahan pada
peralatan-peralatan berat/penting, walaupun penambahan tool–tool baru atau
sumber daya lain dapat dimungkinkan. Hal ini menyebabkan dapat diproduksinya
berbagai macam jenis produk dengan biaya dan waktu yang memadai.
3. Fleksibilitas
Ekspansi (Expantion Flexibility)
Fleksibilitas Ekspansi berarti kemampuan untuk merubah
sistem manufaktur untuk mengakomodasi perubahan produk–produk secara umum.
Perbedaannya dengan definisi Fleksibiltas Produksi adalah, pada Fleksibilitas
Ekspansi perubahan produk diikuti pula dengan penambahan peralatan beratnya.
Tapi hal ini dapat dilakukan dengan mudah karena perubahan dan penambahan itu
dapat dikerjakan pada desain sistem manufaktur yang aslinya.
Para pakar fleksibilitas manufaktur juga telah
berhasil merumuskan integrasi dimensi fleksibilitas (Rakesh N et al (2000), dan
Upton, (1995). Rakesh N et al (2000) membagi dimensi fleksibilitas berdasarkan
lamanya orientasi waktu fleksibilitas dari jangka panjang sampai jangka pendek.
Dimensi fleksibilitas dibagi 3 yaitu: (1) competitive flexibility yang
berorientasi jangka panjang dan memfokuskan pada strategi perusahaan, (2) sufficient
flexibility yang berorientasi jangka menengah dan memfokuskan pada proses
taktikal perusahaan, (3) dan necessary flexibility yang berorientasi
jangka pendek dengan fokus pada operasional perusahaan. Adapun detail
dimensinya dapat dilihat pada tabel 11.1 dibawah ini.
Tabel 10.1. Dimensi fleksibilitas manufaktur (Rakesh N
et al, 2000)
Karakteristik
|
Competitive flexibility
|
Sufficient flexibility
|
Necessary flexibility
|
Dimensi
|
|
|
|
Fokus di
perusahaan
|
Strategi
|
Taktikal
|
Operasional
|
Upton (1995) membagi 4 dimensi flexibilitas
berdasarkan 2 katagori yaitu: dimensi Externally-driven flexibility dan
dimensi Internally driven flexibility. Pada tabel 11.2 diperlihatkan
detail 4 dimensi fleksibilitas manufaktur.
Tabel 10.2. Empat dimensi fleksibilitas manufaktur
(Upton, 1995)
Kategori: dimensi externally-driven flexibility
|
|
Volume flexibility
|
Dimensi ini mempresentasikan kemampuan mengubah
level output proses produksi
|
Variety flexibility
|
Dimensi ini mempresentasikan kemampuan system
manfaktur untuk memproduksi jumlah dari produk yang berbeda dan
memperkenalkan produk baru
|
Process flexibility
|
Dimensi ini mempresentasikan kemampuan system untuk
menyesuaikan dan mengakomodasi perubahan gangguan dari proses manufaktur.
Contoh perubahan gangguan didalam area kerja, mesin rusak, perubahan dari
jadual produksi atau urutan kerja.
|
Material handling flexibility
|
Dimensi ini mempresentasikan kemampuan proses material
handling untuk mengefektifkan pengiriman material dari proses manufaktur dan posisi material/part. |
- Keuntungan
penggunaan Sistem Manufaktur Fleksibel
Dari uraian di atas, dapat kita lihat beberapa
keuntungan dari konsep SMF, adalah:
· Mempermudah
untuk menambah line produksi baru dan mengurangi kecelakaan kerja yang biasa
terjadi pada line produksi.
· Mempermudah
penanganan jika terjadi perubahan jumlah produksi, baik terjadi penambahan
ataupun pengurangan kapasitas produksi.
· Perubahan
desain dapat dilakukan dengan mudah dengan kontrol komputer.
· Meningkatkan
efisiensi dalam penggunaan peralatan/mesin.
· Meningkatkan
kualitas produk dan menjaga konsistensi kualitas produk.
· Mengurangi
biaya ongkos pekerja (men power).
· Mengurangi
luas lantai produksi (pada industri modern hal ini merupakan keuntungan yang
dapat diperhitungkan).
Seperti telah didefiniskan di atas, FMS adalah
kumpulan hardware yang dihubungkan dengan Software komputer. Proses hardware
sering termasuk NC (numerical control) dan CNC mesin. Sebagai tambahan,
FMS memproduksi perkakas dan sistem setup part, pembersihan, penyimpanan bahan
mentah dan bahan jadi dan retrieval systems, dan coordinat measuring
machines (CMM). Sistem-sistem tersebut berhubungan dengan automated
material handling, dari konveyor yang kurang rumit sampai ke robot yang
rumit dan mesin-mesin pemandu yang otomatis.
Software komputer yang rumit juga membutuhkan FMS
dengan banyak tingkatan kontrol untuk mengatasi variabilitas yang tinggi
sehubungan dengan produksi banyak jenis part. Lima tingkatan teknologi yang ada
di FMS antara lain :
1. Enterprise
level: Penjadwalan
produksi untuk FMS, persiapan program komputer dan kode untuk sistem produksi
dan mesin, membuat order untuk bahan mentah, dan membuat dokumen instruksi
untuk barang jadi.
1. System level
: centralized coolant dan sistem pengumpulan
chip, kontrol dan penjadwalan dari komputer kontrol cart, pemutusan kode
komputer untuk mesin produksi, sinkronisasi semua sel operasi, pusat kalibrasi
dan setup perkakas dan alat untuk mesin, tracking perkakas, bahan mentah dan
persediaan produk jadi.
1. Cell level
: sel permesinan, tool gauge dan stasiun
pengkalibrasian, stasiun load material dan unload material, testing dan sel
kontrol kualitas, dan sel pembersihan part.
1. Machine
level
: pusat CNC mesin, operasi manual, panduan otomatis,
work holders dan changer, mesin penguji kualitas, mesin pembersih part
yang otomatis, dan stasiun penggantian perkakas.
2. Device level
: sensors, ac dan dc motor, pneumatic dan hidrolik
komponen, perkakas, fixture, komponen elektrik, penghubung, kabel dan serat
fiber.
Tingkat kompleksitas diperjelas oleh banyaknya
hardware dan software yang diperlukan untuk merakit FMS. Beberapa FMS yang
paling sukses telah dibangun dan digabungkan oleh peralatan mesin manufaktur.
Beberapa kasus pengoperasian dari sistem tipikal menunjukkan bahwa kompleksitas
FMS merupakan kelemahan utama dan masalah serius dalam proses implementasi.
Tetapi, bila sistem manufaktur yang fleksibel dapat diimplementasikan dengan
sukses, maka keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:
barang dalam proses dan penyimpanan barang jadi berkurang hingga 80 %. Jika FMS memungkinkan produksi suatu bagian dalam jumla
barang dalam proses dan penyimpanan barang jadi berkurang hingga 80 %. Jika FMS memungkinkan produksi suatu bagian dalam jumla
1. Inventory
Reduction.
Dalam beberapa implementasi, penyimpanan besar,
operasi just in time dapat dilakukan dan penyimpanan barang jadi dalam
operasi ini mendekati nol.
2. Direct labor
cost reduction.
Otomasi yang berhubungan dengan implementasi FMS
memungkinkan sistem produksi yang dapat dijalankan oleh lebih dari 3 shift
dengan jumlah pekerja jauh lebih sedikit dari pekerjaan manual. Selain itu,
pengangkutan raw materials menuju mesin produksi menjadi lebih praktis.
Prosentase biaya tenaga kerja langsung hanya 10 % dari harga jual sehingga
pengurangan tenaga kerja langsung bukan merupakan keunggulan yang signifikan.
3. Machine
utilization increase.
Keunggulan lain dari otomasi adalah kemampuan untuk
mengoperasikan mesin produksi (termasuk yang berbiaya tinggi) lebih dari 3
shift selama 7 hari seminggu. Hal ini menyebabkan peningkatan utilitas dari
kapital dan peningkatan kapasitas tanpa ada kenaikan biaya tenaga kerja yang
signifikan. Dengan adanya peningkatan kapasitas, berarti lebih sedikit mesin
yang diperlukan dan kebutuhan area kerja pun akan berkurang.
4. Supports
world class metrics.
FMS yang didesain secara akurat akan memenuhi standard
yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan kelas dunia, yaitu: waktu setup mesin
yang rendah, berkualitas tinggi, proses penyimpanan barang jadi rendah,
jarak transportasi material rendah, dan waktu mesin yang baik.
5. Supports
order-winning criteria.
Jika dirancang dengan baik, FMS akan memenuhi kriteria
yang diperlukan untuk memenangkan suatu order, yaitu: harga rendah, kualitas
tinggi, waktu transportasi yang rendah, banyak pengantaran (delivery)
yang tepat waktu, dan memiliki fleksibilitas tinggi dalam memproduksi produk
lain yang hampir sama.
Keuntungan dari FMS sangat mengesankan dan sejumlah
sistem telah diinstal di seluruh dunia, yang membuktikan bahwa teknologi FMS
dapat berfungsi. Bagaimanapun, biaya, kompleksitas, dan tingkat teknologi yang
dibutuhkan untuk mengimplementasikan FMS membatasi penggunaannya pada proses
manufaktur yang sangat besar. Akibatnya, sejumlah tekanan dalam desain otomasi
dialihkan pada FMCs (flexible manufacturing cells).
Sistem manufakturing fleksibel (FMS = Flexible Manufacturing
Systems) juga merupakan paduan dari mesin–mesin berangka standard, pengolah
bahan baku otomatis dan pengendalian dengan komputer dalam bentuk
pengendalian dengan kode angka langsung (direct numerical control)
untuk memperbesar manfaat mesin berkode angka–angka untuk kegiatan
manufakturing bervolume sedang. Peralatan berkode angka dan terutama pusat
mesin digunakan untuk melayani permintaan bervolume rendah, sementara perhatian
tidak terlalu banyak diberikan untuk memperbaiki pendekatan manufakturing untuk
produk bervolume sedang dan beragam sedang.
FMS dirancang untuk suku cadang. Volume meningkat
karena banyaknya ragam produk yang menuntut penanaman modal di satu pihak dan
fleksibelitas peralatan NC di pihak lain, bersama menjadi dasar untuk menggunakan
FMS dalam membuat produk dengan volume permintaan tingkat menengah ini.
Kelompok produk klasik adalah :
- Menurut
perakitan
Mengelompokan suku cadang yang telah diurutkan untuk
merakit suatu produk (misal: mesin). Sistemnya dirancang untuk memungkinkan
pemakai memesannya menurut kebutuhan perakitan bukan menurut jadwal kuantitas
pemesanan bagi masing–masing suku cadang melalui serangkaian proses yang diatur
menurut fungsi.
- Menurut
jenis
Mengelompokan suku cadang menurut kisaran produk yang
sama. Ini membebaskan proses produksi untuk volume tinggi dari suku cadang
volume sedang dan rendah yang berarti mengurangi jumlah pemindahan. Dengan
pengelompokan ini penanaman modal dimungkinkan. Fleksibilitas FMS memungkinkan
pengolahan banyak ragam produk dan memudahkan untuk menyeimbangkan beban kerja
setiap kali ada perubahan bauran dan volume produk.
- Menurut
besar dan operasi yang sama
Spesifikasi FMS dalam situasi ini mencerminkan ukuran
fisik dari suku cadang dan operasi–operasi khusus yang harus diselesaikan. Juga
di sini flesibilitas dalam sistem memperluas rentang pekerjaan yang dapat
dilakukan dan memungkinkan tingkat penggunaan yang tinggi karena kemampuannya
menghadapi perubahan bauran dan volume produk.
Rangkaian kegiatan dalam proses suku cadang oleh FMS
sebagai berikut :
1. Sistem DNC
meluncurkan sebuah kereta yang membawa kotak kosong ke stasiun muat dan juga
memberi tahu kereta pemuat suku cadang mana yang harus dimuat.
2. Setelah selesai kereta
memuat memberi tanda sudah selesai dan komputer mengarahkan suku cadang pada
operasi yang pertama, dan memilih jika ada pekerjaan yang tidak akan
menyebabkan pekerjaan menjadi bertumpuk.
3. Suku cadang secara otomatis
diangkat, program NC yang sesuai dipilih dan pekerjaan itu selesai.
4. Prosedur ini telah diikuti
sampai ke bagian yang dirakit itu selesai dan sesudah itu kereta bertolak ke
tempat bongkar dan keluar dari sistem.
Filosofi FMS sama dengan filosofi pusat mesin, yaitu
mencapai hasil sebesar – besarnya dari paduan operasi yang dapat diselesaikan
di satu tempat. Penanaman modal tambahan, seperti dengan bentuk pilihan proses
seperti teknologi kelompok dan ban transfer dan juga line, menurunkan
biaya dan memperkecil sediaan barang yang sedang dikerjakan.
- FMC
versus FMS
Flexible manufacturing cell, seperti didefinisikan dalam Automation
Encyclopedia (Graham,1988), adalah: sekumpulan mesin yang saling
berhubungan yang melakukan proses atau langkah tertentu dalam proses manufaktur
yang besar.
Berdasarkan definisi tersebut, the production
building blocks yang digunakan untuk merakit FMS adalah sel manufaktur yang
fleksibel. Cabang manufaktur yang dari istilah sel sulit untuk dilacak;
bagaimanpun, dalam beberapa kasus, istilah tersebut ditujukan untuk area
produksi yang memiliki satu atau lebih mesin NC atau CNC.
Sekarang ini, hardware produksi yang dikelompokkan
dalam formasi sel, dibagi berdasarkan: kebutuhan raw material,
persyaratan operator, siklus waktu manufaktur, dan kelompok teknologi. Secara
umum, sel dapat dikelompokkan menjadi:
1. The traditional stand-alone
production cell
production cell
2. The automated and integrated
production cell
production cell
Dalam kedua tipe tersebut, sel dapat memiliki lebih
dari satu mesin produksi dan operasi. Mesin produksi dapat berupa kombinasi
dari manual dan komputer kontrol. Sebagai contoh, a traditional stand-alone
system dapat memiliki 2 mesin CNC, punch and brake manual, dan
stasiun perakitan, sehingga subassembly yang sempurna diproduksi dari
beberapa bagian yang dibuat di sel.
Karena tidak semua mesin memiliki kemampuan untuk
mengganti alat secara otomatis, maka penting untuk memiliki operator yang dapat
mengganti peralatan yang diperlukan sesuai jadwal. Sel tradisional biasanya
bergantung pada manusia untuk mengangkut raw materials dan menjalankan
mesin.. Jika jumlah operator sama dengan jumlah mesin, berarti merupakan one
to one operation. Sering terjadi, satu operator menjalankan 2 mesin
CNC , dan prosesnya disebut two-to-one operation. Two-to-one
operation dapat bekerja baik khususnya pada proses produksi dengan siklus
waktu mesin yang lama.
Seperti diimplikasikan namanya, sel produksi yang
terotomasi dan terintegrasi biasanya memiliki hardware material handling yang
terotomasi untuk membebani dan menghentikan pembebanan satu atau lebih mesin
yang dikontrol komputer dalam sel produksi. Dalam kasus di mana operasi milling
ditempatkan dalam sel yang sepenuhnya terotomasi, peralatan mesin memiliki tool
carousels yang dapat memuat lebih dari 100 peralatan. Hasilnya, berbagai
variasi pemotong milling dan ukuran pengeboran tersedia bagi programmer
begitu geometri bagian yang dipotong dan peralatannya sudah dispesifikasikan.
Bagaimanapun, operator manusia tidak ditinggalkan; sebagai contoh, dalam
beberapa sel terotomasi, operator bekerja dengan robot industri dalam siklus
pembebanan dan penghentian beban. Operasi pengelasan merupakan contoh dari tipe
operasi tersebut. Robot pada gambar 10-26 melakukan pengelasan MIG (Metal
Inert Gas). Meja pengelasan tempat meletakkan benda terletak pada bagian
kiri gambar dan memiliki layar plastik yang memisahkan sisi robot dan sisi
operator manusia. Meja putar memiliki 2 penjepit untuk memegang benda, satu di
tiap sisi layar. Operator meletakkan benda yang perlu dilas pada penjepit lalu
menekan tombol yang memutar meja sehingga benda terletak di depan robot.
Perputaran meja mengantarkan benda yang baru dilas oleh robot kepada operator.
Selama robot melakukan pengelasan, operator memindahkan bagian yang sudah dilas
dan menyiapkan benda selanjutnya yang akan dilas. Setelah robot selesai
mengelas, meja diputar lagi oleh operator dan proses berulang. Layar yang
tembus pandang memungkinkan operator untuk melihat proses pengelasan dan
memastikan bahwa semuanya berlangsung dengan benar. Selain itu, layar
melindungi operator dari kilauan cahaya, dan sinar ultraviolet yang merusak
penglihatan dari proses pengelasan. Operator manusia dan robot bekerja sebagai
tim.
Dalam kasus lain di mana pekerja berada dalam sel yang
terotomasi, operator melakukan pekerjaan lanjutan yang rumit, seperti inspeksi
terhadap bagian-bagian produk setelah robot mengangkat produk dari mesin. Sel
yang terotomasi juga ditandai oleh multiple level dalam komputer kontrol
dan kontrol algoritma yang kompleks. Mengintegrasikan sel terotomasi dalam CIM
computer network dan data base biasanya lebih mudah dibandingkan membawa
seluruh FMS untuk dipercepat.
Sulit untuk memutuskan kapan suatu FMC yang sangat
besar berubah menjadi FMS. Faktor yang mengesankan adalah tingkatan kontrol
berada di atas tingkatan kontrol sel untuk sinkronisasi sel. Jika software
pengontrol area digunakan untuk penjadwalan operasi pada tingkat sel, sistem menyeberang
dari FMC menjadi FMS. Faktor lain yang membedakan FMCs dari FMSs adalah
kapasitas dan fleksibilitas alat dalam manufaktur. Sejak software yang
digunakan untuk mengontrol lingkungan produksi bertambah baik, jumlah sistem
produksi yang terotomasi, yang merupakan sistem manufaktur yang fleksibel, akan
meningkat.
Artikel Terkait
2 komentar :
website rapih gan dan artikelnya berkualitas, kunjungi website kami ada berbagai artikel pengobatan
Tumor Payudara
perusahaan yang di indonesia apakah sudah memakai Sistem manufaktur fleksibel ini semua ya.?
Posting Komentar