Scanning Electron Microscopy (SEM)
merupakan sejenis mikroskop yang menggunakan elektron sebagai pengganti cahaya
untuk melihat benda dengan resolusi tinggi. Analisis SEM bermanfaat untuk
mengetahui mikrostruktur (termasuk porositas dan bentuk retakan) benda padat.
Berkas sinar elektron dihasilkan dari filamen yang dipanaskan, disebut electron gun (Kroschwitz, 1990).
Cuplikan yang akan dianalisis dalam kolom SEM perlu dipersiapkan dahulu,
walaupun telah ada jenis SEM yang tidak memerlukan penyepuhan (coating) cuplikan. Terdapat tiga tahap
persiapan cuplikan, antara lain (Gedde, 1995):
a.
Pelet dipotong menggunakan gergaji intan. Membersihkan seluruh
kandungan air, larutan, dan semua benda yang dapat menguap dengan divakum.
b.
Cuplikan dikeringkan pada 60ÂșC minimal 1 jam.
c.
Cuplikan non logam harus dilapisi dengan emas tipis.
Cuplikan logam dapat langsung dimasukkan dalam ruang cuplikan.
Sebuah ruang vakum diperlukan untuk preparasi cuplikan. Cara kerja SEM
adalah gelombang elektron yang dipancarkan electron gun terkondensasi di lensa
kondensor dan terfokus sebagai titik yang jelas oleh lensa objektif. Scanning coil yang diberi energi
menyediakan medan magnetik bagi sinar elektron. Berkas sinar elektron yang
mengenai cuplikan menghasilkan elektron sekunder dan kemudian dikumpulkan oleh
detektor sekunder atau detektor backscatter.
Gambar yang dihasilkan terdiri dari ribuan titik berbagai intensitas di
permukaan Cathode Ray Tube (CRT)
sebagai topografi gambar. Pada sistem ini berkas elektron dikonsentrasikan pada
spesimen, bayangannya diperbesar dengan lensa objektif dan diproyeksikan pada
layar (Kroschwitz, 1990).
Sistem penyinaran dan lensa pada SEM sama dengan mikroskop cahaya biasa.
Pada pengamatan yang menggunakan SEM lapisan cuplikan harus bersifat konduktif
agar dapat memantulkan berkas elektron dan mengalirkannya ke ground. Bila
lapisan cuplikan tidak bersifat konduktif maka perlu dilapisi dengan emas.
Pada pembentukan lapisan konduktif, spesimen yang akan dilapisi diletakkan
pada tempat sampel di sekeliling anoda. Ruang dalam tabung kaca dibuat
mempunyai suhu rendah dengan memasang tutup kaca rapat dan gas yang ada dalam
tabung dipompa keluar. Antara katoda dan anoda dipasang tegangan 1,2 kV
sehingga terjadi ionisasi udara yang bertekanan rendah. Elektron bergerak
menuju anoda dan ion positif dengan energi yang tinggi bergerak menumbuk katoda
emas. Hal ini menyebabkan partikel emas menghambur dan mengendap di permukaan
spesimen. Pelapisan ini dilakukan selama 4 menit (Gabriel et al, 1993).
Artikel Terkait
0 komentar :
Posting Komentar