1. Pengertian sulfonilurea
Sulfonilurea adalah turunan sulfanilamid tetapi tidak
mempunyai aktivitas antibakteri. Golongan ini bekerja merangsang sekresi
insulin di pankreas sehingga hanya efektif bila sel b - pankreas masih dapat berproduksi. Golongan sulfonilurea
dibagi 2, yaitu generasi I (asetoheksaid, klorpropamid, tolazamid, tolbutaid)
dan generasi II (glipizid, gliburid, glimepirid). Indikasi : diabetes mellitus
tipe II.
2. Indikasi sulfonilurea
·
Pemilihan preparat
sulfonilurea yang tepat untuk pasien tertentu penting untuk suksesnya terapi.
·
Yang penting bukan
umur pasien waktu terapi dimulai → tetapi umur pasien dimana penyakit mulai
timbul → pada umumnya hasilnya baik dengan terapi jika DM nya timbul pada usia
>40 tahun
·
Untk mengatasi
hiperglikemi diutamakan pengaturan diet dan exercise → sampai berat badan
ideal→ obat merupakan pelengkap dalam mempertahankan euglikemik
·
Selama terapi
pemeriksaan fisik & laboratorium
tetap dilakukan teratur→ dalam keadaan gawat seperti stress, komplikasi
infeksi dan pembedahan→ tetap kembali keterapi insulin.
3. Kontra indikasi
·
pada pasien DM dengan : disfungsi hati, ginjal
endokrin, gizi buruk, alkoholisme, akut dan pasien yang mendapat diuretik
tiazid.
·
Efek potensasi → meningkatkan keadaan hipoglikemik
dengan penggunaan bersama preparat-preparat : sulfoniamid, propanolol,
salisilat, clofibrat, fenilbutazon, probenesid, dikumarol, kloramfenikol, mono
amino oksidase inhibitor, alkohol.
Hipersensitif terhadap
sulfonilurea, komplikasi diabetes karena ketoasidosis dengan atau tanpa koma,
komplikasi diabetes karena kehamilan.
4. Efek samping
Ø
UGDP (University Group Diabetes Program) 1970
jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiofaskuler pasien DM yang
diobati dengan tolbutamide sangat besar dibanding pasien yang diobati insulin atau
placebo.
Ø
Seperti sediaan-sediaan lain sering dilaporkan :
rasa tidak enak, sakit perut; ganguan saluran cerna (mual, muntah, diare) ;
saraf (vertigo, bingung, sakit kepala, ataksia).
Ø
Kegagalan sekunder → gagal mempertahankan respon
yang baik pada terapi sulfonilurea dalam
jangka panjang pada pengelolaan DM tipe 2→( dianjurkan terapi berselang
dalam dosis tunggal dengan masa kerja pendek); juga penuruna progresif pada
masa sel β pada DM tipe 2 kronis juga berperan untuk kegagalan sekunder ini.
Ø
Efek teratogen pada hewan uji pernah dilaporkan
pada dosis yang besar→sehingga tak dianjurkan untuk wanita hamil.
Ø
Efek diuretic dijumpai pada klorpropamide,
acetohexamide, tolazamide & gliburide.
Ø
Resiko terjadi ikterus obstruktif paling sering
dilaporkan dengan sediaan klorpropamide (± 0,4 %); pasien dengan predisposisi
genetic bisa terjadi hyperemic flush (= efek disulfiram = efek antabus ) bila
mengkonsumsi alkohol didalam penggunaan terapi tolbtamid, gliburide dan
tersering klorpropamide.
Ø
Toksisitas hematologic (leucopenia sementara,
trombositopenis ) terjadi pada kurang dari 1% pasien dengan terapi
klorpropamide.
Ø
Hipoglikemi : (dosis tidak tepat, diet ketat,
gangguan fungsi hati dan atau ginjal) ; dan cenderung terjadi pada
derivate-derivat kerja kuat (glibenklamide, klorpropamide).
Ø
Nafsu makan diperbesar → berat badan meningkat.
Di bawah ini adalah tabel
daftar nama obat yang termasuk golongan sulfonilurea:
NAMA KIMIA
|
NAMA DAGANG
|
LAMANYA KERJA (jam)
|
KADAR OBAT/TABLET (mg)
|
Chlorpropamide
P607/D 810
|
Diabenese
|
36
|
100 &250
|
Glibenclamide
HB 419
|
Daonil/Euglucon
|
4
|
2.5 &5.0
|
Tolbutamide
D860
|
Rastinon
|
5
|
500
|
Glikazide
BS 4237
|
Diamicron
|
4
|
80
|
Gliquidone
AR-DF26
|
Glurenorm
|
3
|
30
|
Artikel Terkait
0 komentar :
Posting Komentar