Arsip Blog

Hernia inguinalis


A.          PENGERTIAN
                   Hernia merupakan defek dalam dinding abdomen yang memungkinkan isi abdomen (seperti peritonium, lemak, usus, kandung kemih) memasuki defek tersebut, sehingga timbul kantong berisikan materi abnormal (Tambayong, 2000 : 140 ).
                   Hernia inguinalis adalah hernia lewat kanalis inguinalis mengikuti funiculus spermaticus atau ligamentum teres uteri (Henderson , 1979 : 138 ).
                   Menurut Cameron ( 1997 : 709 ) hernia inguinalis adalah kegagalan dari lantai canalis inguinalis.
                  Hernia inguinalis lateralis ialah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang terletak disebelah lateral vosa epigastrika inferior, menyusuri canalis inguinalis dan keluar kerongga perut melalui anulus inguinalis eksternus ( Mansjoer, 2000 : 314 ).

B.           PENYEBAB
                    Hernia dapat disebabkan oleh berbagai hal diantaranya :
1.      Kelemahan jaringan disebabkan karena adanya trauma.


2.      Usia ( prevalen pada bayi ).
Misalnya saat menangis bayi akan mengejan sehingga meningkatkan penekanan intra abdomen.
3.      Batuk berat
Waktu batuk akan terjadi pergerakan pada abdomen sehingga akan menyebabkan tekanan pada abdomen.
4.      Mengangkat benda berat
Saat mengangkat benda berat dibutuhkan tenaga yang berlebih, waktu inilah akan terjadi penarikan otot-otot dinding perut yang saat benda diangkat akan terjadi suatu penekanan.
5.      Kehamilan
Semakin tinggi uisa kehamilan semaki meningkatkan tekanan intra abdominal karena uterus yang membesar akan mendesak dinding-dinding abdomen ( merenggang sehingga akan menyebabkan penekanan ).
6.      Mengejan saat defekasi dan miksi
Sewaktu defekasi atau miksi akan terjadi proses mengejan, waktu mengejan ini akan terjadi penarikan otot-otot abdomen dan organ-organ sekitar abdomen dan rektum
( Sitepoe, 1996 : 225 )



C.          KLASIFIKASI
1.      Hernia Inguinalis Direk
           Merupakan hernia yang melewati dinding abdomen diarea kelemahan otot, tidak melalui kanal seperti hernia inguinalis dan femoralis indirek umumnya terjadi pada lansia. Hernia inguinalis direk secara bertahap terjadi pada area yang lemah karena defisiensi kongenital.
2.      Hernia Inguinalis Indirek
           Hernia yang terjadi melalui arah inguinalis dan melewati korda spermatikus, melalui kanalis inguinalis. Umumnya terjadi pada pria, insiden tertinggi pada bayi dan anak kecil. Hernia ini dapat membesar dan turun ke skrotum.
( Ester, 2004 : 54 )

D.          MANIFESTASI KLINIS
1.      Adanya benjolan diselakangan / kemaluan, bisa mengecil atau menghilang ketika tidur dan bila menangis, mengejan atau mengangkat benda berat atau  bila posisi  pasien berdiri dapat timbul kembali
2.      Bila telah terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri
3.      Keadaan umum pasien biasanya baik.
( Mansjoer, 2000 : 34 )


E.           PATOFISIOLOGI
                 Kanalis inguinalis merupakan kanal yang normal pada fetus pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis akan menarik peritoneum kedalam skrotum sehingga terjadi penonjolan peritonium yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei.
                 Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal seringakali kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun terlebih dahulu maka kanalis inguinalis kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.
                 Bila prosesus terbuka terus ( karena tidak mengalami obliterasi ) akan timbul hernia inguinalis lateral kongenital. Bila ada efek pada dinding perut, akibat tekanan intra abdominal yang meninggi, suatu alat tubuh dapat mendorong keluar melalui lubang atau defek tersebut. Jika lubang hernia cukup besar maka isinya dapat didorong masuk lagi maka disebut reponible. Jika tidak tidak dapat didorong masuk lagi disebut incarserata. Pada keadaan terjadi bendungan pembuluh darah, lumen usus tersumbat dan usu menjadi gangren / infark disebut stranggulata pada hernia menunjukan stranggulata akan menunjukan gejala-gejala ileus sehingga perlu segera tindakan operatif.
( Ester, 2004 : 53 )
( Mansjoer, 2000 : 314 )
 ( Sjamsuhidajat, 1996 : 706 )
G.     KOMPLIKASI
1.      Adanya perlengketan antara isi hernia dengan kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali ( Hernia Inguinalis Ireponible ), belum ada gangguan penyaluran isi usus. Isi hernia yang tersaring menyebabkan keadaan iriponibilis adalah omentum, karena nudah melekat pada dinding hernia dan isinya dapat menjadi lebih besar karena infiltrasi lemah.
2.      Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus yang masuk. Keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus yang diikuti oleh gangguan vaskuler ( Proses stranggulasi ) yang kemudian disebut hernia inguinalis stranggulata.
( Mansjoer, 2000 : 315 )
( Sjamsuhidajat, 1987 : 310 )

F.           PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Pemeriksaan Laboratorium
a.       Kimia darah : darah lengkap menunjukan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih, ketidakseimbangan elektrolit.
b.      Urea, Creatinin
2.      Pemeriksaan radiologi
Foto rontgen abdomen : menunjukan abnormalnya tinggi kadar gas dalam usus.
G.          PENATALAKSANAAN
1.      Pembedahan
Beberapa jenis pembedahan pada hernia adalah :
a.       Hernioplasty, yaitu operasi dengan mengupayakan pencegahan timbulnya hernia itu kembali melalui perbaikan struktur untuk memberikan kekuatan yang lebih besar.
b.      Herniorraphy, yaitu operasi hernia dimana daerah yang lemah dikuatkan oleh jaringan tubuh pasien sendiri atau oleh bahan lainnya.
c.       Herniotomy, yaitu operasi menyembuhkan hernia dengan mengembalikan isi kantong hernia kedalam posisinya yang normal dan mengangkat kantong hernia tersebut.
( Hinchliff, 1999 : 207 )
2.      Pemakaian Sandal ( “truss” )
Yang terdiri atas pegas yang kuat dan bantalan yang terletak pada leher hernia, sehingga leher selalu tertutup oleh tekanan setelah isi hernia dikembalikan ketempatnya ( direposisi ).
( Sjamsuhidajat, 1987 : 708 )

Artikel Terkait
 

Catatannya Didit Copyright © 2011-2015 | Powered by Blogger