Metode penelitian dan
pengembangan menurut Sugiyono (2010: 407) adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dengan disertai pengujian terhadap
kelayakan produk tersebut. Pengembangan media pembelajaran dapat diartikan
sebagai suatu penelitian yang menghasilkan sebuah inovasi media pembelajaran,
harapan yang diinginkan adalah menghasilkan sesuatu yang lebih menarik dan
berdaya guna.
Pengembangan media
pembelajaran harus memperhatikan fungsi serta tujuan utama dari suatu
pembalajaran. Media pembelajaran diharapkan mampu dijadikan sebagai jembatan
antara pemikiran guru dengan siswa, sehingga siswa semakin jelas dan tanggap. Jerome
Bruner (dalam Sagala, 2007: 163) membagi alat instruksional (media
pembelajaran) menjadi empat bagian, menurut fungsinya adalah sebagai berikut:
1)
alat untuk
menyampaikan pengelaman vicarius,
yaitu menyediakan bahan kepada siswa, yang sedianya tidak dapat mereka peroleh
dengan pengalaman langsung yang lazim disekolah. Bahan yang dapat digunakan
berupa film, televisi, rekaman suara, dan lain-lain. Vicarius berarti sebagai substitusi untuk pengganti pengalaman
hidup,
2)
alat model yang
dapat memberikan pengertian tentang struktur atau prinsip suatu gejala, eksperimen
atau demonstrasi, juga program yang memberikan langkah-langkah untuk memahami
prinsip atau struktur pokok,
3)
alat
dramatisasi, yakni kegiatan yang mendramatisasikan suatu peristiwa atau kokoh,
film tentang alam yang memperlihatkan tentang perjuangan untuk hidup, untuk
memberi perhatian tentang suatu ide atau gejala,
4)
alat
automatisasi seperti teaching machine
atau pelajaran berprogram, menyajikan suatu masalah dalam urutan yang teratur
dan memberi balikan atau feedback tentang
respond murid. Alat ini dapat meringankan beban guru, alat ini tidak dapat
menggantikannya sebagai halnya buku. Alat ini dapat memberikan feedback dan memberi jalan untuk
memperbaiki kesalahan yang dibuat murid.
Artikel Terkait
0 komentar :
Posting Komentar