Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk menjadi
sampel. Teknik ini meliputi simpel random sampling, proportional stratified
random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan cluster
sampling.
a. Simple
random sampling
Simple Random Sampling adalah teknik yang paling
sederhana (simple). Sampel diambil secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan
yang ada dalam populasi.
Misalnya :
Populasi adalah siswa SD Negeri XX
Jakarta yang berjumlah 500 orang. Jumlah sampel ditentukan dengan Tabel Isaac
dan Michael dengan tingkat kesalahan adalah sebesar 5% sehingga jumlah sampel
ditentukan sebesar 205.
Jumlah sampel 205 ini selanjutnya
diambil secara acak tanpa memperhatikan kelas, usia dan jenis kelamin.
b. Proportionate
Stratified Random Sampling
Teknik ini hampir sama dengan simple
random sampling namun penentuan sampelnya memperhatikan strata (tingkatan) yang
ada dalam populasi.
Misalnya, populasi adalah karyawan
PT. XYZ berjumlah 125. Dengan rumus Slovin (lihat contoh di atas) dan tingkat
kesalahan 5% diperoleh besar sampel adalah 95. Populasi sendiri terbagi ke
dalam tiga bagian (marketing, produksi dan penjualan) yang masing-masing
berjumlah :
Marketing : 15
Produksi :
75
Penjualan : 35
Maka jumlah sample yang diambil berdasarkan masing-masinng
bagian tersebut ditentukan kembali dengan rumus n = (populasi kelas / jml
populasi keseluruhan) x jumlah sampel yang ditentukan
Marketing : 15 / 125 x
95 = 11,4
dibulatkan 11
Produksi :
75 / 125 x 95
= 57
Penjualan : 35 / 125 x
95 = 26.6
dibulatkan 27
Sehingga dari keseluruhan sample kelas tersebut adalah 11 +
57 + 27 = 95 sampel.
Teknik ini umumnya digunakan pada populasi yang diteliti
adalah keheterogenan (tidak sejenis) yang dalam hal ini berbeda dalam hal
bidang kerja sehingga besaran sampel pada masing-masing strata atau kelompok
diambil secara proporsional untuk memperolehnya.
c. Disproportionate
Stratified Random Sampling
Disproporsional stratified random
sampling adalah teknik yang hampir mirip dengan proportionate stratified random
sampling dalam hal heterogenitas populasi. Namun, ketidakproporsionalan
penentuan sample didasarkan pada pertimbangan jika anggota populasi berstrata
namun kurang proporsional pembagiannya.
Misalnya, populasi karyawan PT. XYZ
berjumlah 1000 orang yang berstrata berdasarkan tingkat pendidikan SMP, SMA,
DIII, S1 dan S2. Namun jumlahnya sangat tidak seimbang yaitu:
SMP : 120 orang
SMA : 660 orang
DIII : 180 orang
S1 : 20 orang
S2 : 20 orang
Jumlah karyawan yang berpendidikan S1 dan S2 ini sangat
tidak seimbang (terlalu kecil dibandingkan dengan strata yang lain) sehingga
dua kelompok ini seluruhnya ditetapkan sebagai sampel.
d. Cluster
Sampling
Cluster sampling atau sampling area digunakan jika sumber data
atau populasi sangat luas misalnya penduduk suatu propinsi, kabupaten, atau
karyawan perusahaan yang tersebar di seluruh provinsi. Untuk menentukan mana
yang dijadikan sampelnya, maka wilayah populasi terlebih dahulu ditetapkan
secara random, dan menentukan jumlah sample yang digunakan pada masing-masing
daerah tersebut dengan menggunakan teknik proporsional stratified random
sampling mengingat jumlahnya yang bisa saja berbeda.
Contoh :
Peneliti ingin mengetahui tingkat
efektivitas proses belajar mengajar di tingkat SMK. Populasi penelitian adalah
siswa SMK seluruh Indonesia. Karena jumlahnya sangat banyak dan terbagi dalam
berbagai provinsi, maka penentuan sampelnya dilakukan dalam tahapan sebagai
berikut :
Tahap Pertama adalah menentukan
sample daerah. Misalnya ditentukan secara acak 10 Provinsi yang akan dijadikan
daerah sampel.
Tahap kedua. Mengambil sampel SMK di
tingkat Provinsi secara acak yang selanjutnya disebut sampel provinsi. Karena
provinsi terdiri dari Kabupaten/Kota, maka diambil secara acak SMK tingkat
Kabupaten yang akan ditetapkan sebagai sampel (disebut Kabupaten Sampel), dan
seterusnya, sampai tingkat kelurahan / Desa yang akan dijadikan sampel. Setelah
digabungkan, maka keseluruhan SMK yang dijadikan sampel ini diharapkan akan
menggambarkan keseluruhan populasi secara keseluruhan.
Artikel Terkait
0 komentar :
Posting Komentar