Arsip Blog

Konsep Belajar dan Pembelajaran

Belajar secara sederhana dapat diartikan dengan membaca buku, menyelesaikan pekerjaan rumah (PR), mengeja tulisan, sebagaimana yang sering kita dengar dari ungkapan orang tua kepada anaknya “ayo belajar yang benar, jangan bermain-main saja, pokoknya membaca apa saja”. Batasan makna yang demikian ini sejalan dengan sifat belajar itu sendiri, yaitu makna deskriptif. Dalam kondisi seperti apa dan sejauh mana anak bisa mendapatkan tambahan informasi dan pengetahuan, inilah yang diharapkan terjadi dalam aktivitas belajar. Dalam konteks ini, cukup penting untuk mencermati terjadinya perubahan pada diri siswa, dan penting juga untuk mengetahui dari mana informasi serta pengetahuan itu diperoleh. Konsep belajar, secara umum, dapat dilihat dari tiga perspektif aliran, yaitu: nativisme, empirisme dan organismik. Paham nativisme lebih memandang bahwa belajar adalah suatu aktivitas berupa melatih daya ingat atau otak (interaksi anak dengan objek belajar, misalnya buku, majalah) agar menjadi tajam, sehingga mampu memecahkan persoalan atau masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan. Paham ini lebih beranggapan bahwa anak dapat dikatakan telah belajar jika pada gilirannya dia mampu menerapkan atau mengaplikasikan konsep-konsep pengetahuan yang didapat dalam berbagai bidang kehidupan. Hal ini berarti apa yang telah didapat oleh siswa tersebut dapat ditransfer atau dipindah dalam sektor atau masalah yang lain. Dengan demikian, belajar dalam kacamata nativisme dapat dimaknai sebagai terjadinya perubahan struktural pada diri anak. Tegasnya adalah perubahan cara berpikir dan menganalisis persoalan yang ada di sekitarnya. Dengan sendirinya, paham nativisme lebih mementingkan olah pikir otak atau kecerdasan otak alam proses belajar.

Berbeda dengan paham nativisme, paham empirisme memaknai belajar sebagai suatu aktivitas menambah informasi atau pengetahuan dan atau pengayaan adanya bentuk pola-pola respons baru yang mengarah pada perubahan tingkah laku siswa. Dengan demikian, kegiatan belajar guru lebih banyak menekankan arti pentingnya siswa, misalnya berupa kegiatan menghapal materi/rumus. Jika hal ini yang menjadi titik tekan, maka munculnya perubahan tingkah laku dalam pembelajaran lebih banyak diharapkan adanya. Sebab, hal inilah yang dapat diamati dan diukur sebagai hasil dari respons terhadap objek belajar baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Paham organismik memandang bahwa belajar adalah terjadinya perubahan perilaku dan pribadi siswa secara keseluruhan. Sehingga, belajar di sini bukan saja merupakan bentuk respons secara mekanistik belaka, melainkan merupakan perubahan yang sifatnya komprehensif-simultan di antara beberapa unsur atau komponen yang ada dalam diri anak, yang mengarah pada suatu tujuan tertentu. Segala hal yang dihasilkan dari aktivitas siswa; apakah dari membaca, mendengar, memperhatikan, atau mencermati, akan dapat membawa pada munculnya perubahan pada diri anak. Dengan kata lain, anak telah mengalami proses belajar.
Menurut Abin Syamsuddin Makmun (1983), belajar dapat diartikan sebagai terjadinya perubahan pada diri individu yang belajar, dan yang dimaksudkan dengan perubahan dalam konteks belajar itu dapat bersifat fungsional atau struktural, material dan perilaku serta keseluruhan pribadi yang bersifat multi dimensi. Perubahan tingkah laku ini, mengandung perubahan segi jasmani (struktural) dan rohani (fungsional), yang keduanya saling berinterkasi Oemar Hamalik (1978: 42),. Pola tingkah laku yang semacam ini terdiri atas aspek pengetahuan, pengertian, sikap, keterampilan, kebiasaan, emosi, budi pekerti, apresiasi, jasmani, hubungan sosial, dan lain-lain. Walaupun ketiga paham atau aliran di atas memiliki pandangan dan pendapat yang berbeda, namun ketiganya mempunyai inti makna substantif yang sama, yaitu bahwa belajar dapat dimaknai dengan suatu aktivitas individu baik secara fisik, psikis baik berupa membaca, mengamati, mendengar dan melihat segala macam objek belajar yang ada di sekitarnya sehingga membawa pengaruh
pada dirinya dalam bersikap, bertingkah laku, dan berbuat dalam kehidupan sehari-hari.
Artikel Terkait

0 komentar :

Posting Komentar

 

Catatannya Didit Copyright © 2011-2015 | Powered by Blogger